’’Semua kita serahkan pada pihak yang melaksanakan investigasi, baik itu ahli yang memahami betul instrumen ini, petugas Pertamina dan pihak kepolisian, dengan harapan semua nantinya dijelaskan ke publik,’’ kata SBY di Base Ops Halim Perdanakusuma pagi kemarin (19/1).
Selain memanggil Kapolri, pejabat lain yang dipanggil adalah Menko Polhukam Widodo AS, Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro, dan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo. Menurut SBY, dari laporan yang masuk, sementara ini disimpulkan bahwa kebakaran tersebut semata-mata masalah teknis. Yakni adanya peralatan pengamanan yang tidak berfungsi. ’’Masyarakat jangan terlalu berspekulasi. Menurut pendapat saya, kebakaran ini masalah teknis,’’ tandasnya.
SBY meminta kejadian tersebut tidak menular ke tanki lain di kawasan tersebut. Sehingga kerugian yang ditimbulkan tidak membesar.
Selain itu, pihak Pertamina diminta meningkatkan fasilitas pengamanan di depo-depo yang ada.
Satu lagi yang menjadi perhatian SBY adalah pasokan BBM di kawasan Jabodetabek. Sebab, depo yang terbakar merupakan tempat pengisian bensin untuk wilayah distribusi Jabodetabek. “Saya sudah meminta pertamina memastikan supply BBM tidak terganggu,’’ kata SBY.
Mabes Pilih Hati-Hati
Di bagian lain, Markas Besar Polri memilih tidak mengambil spekulasi terkait penyebab kebakaran Depo Plumpang. “Ini kasus besar. Terlalu dini untuk mengambil kesimpulan,” ujar Kabareskrim Komjen Pol Susno Duadji padsa wartawan di Mabes Polri kemarin (19/01).
Menurut mantan Kapolda Jawa Barat itu, tim Puslabfor Mabes Polri perlu waktu agar hasil penyelidikannya akurat. “Tadi malam ( Minggu (18/01) malam, kita tidak bisa mendekat karena hawanya panas sekali. Baru tadi pagi anak-anak bergerak,” kata Susno. Menurut Kabareskrim, selaku objek vital negara Polri akan berkoordinasi dengan pihak terkait. “Nanti akan diumumkan. Kalau kita terburu ambil kesimpulan itu tidak baik. Pak Kapolri saja tadi pagi masih di sana,” katanya.
Seorang penyidik Puslabfor Mabes Polri yang dihubungi kemarin mengakui belum ada bukti yang menunjukkan sabotase pada Depo Plumpang. “Ini baru dikumpulkan. Ada serpihan-serpihan tapi bukan bom, kemungkinan dari alat pengaman tanki depo,” katanya.
Idealnya, Labfor butuh waktu minimal tujuh hari agar penyebab kejadian itu terungkap. “Kita percepat karena ini menyangkut objek vital nasional. Harus ada atensi khusus,” katanya. Saat ini Polres Jakarta Utara tengah memeriksa tujuh orang saksi. Ketujuh saksi itu adalah Citra Kristian Parulian assiten control room, Ali Somes sebagai out sourching pokja golongan, Muhammad Muntaufik sebagai pokja golongan, Abdi Limotoki, Rahman, Amirudin, Anwar Wijaya yang semuanya sebagai operator control room. Mereka adalah orang-orang yang terdekat dengan lokasi kejadian saat peristiwa berlangsung.
Polisi juga menemukan korban tewas terbakar di lokasi kejadian. Mayat yang hangus itu bernama Zaenuddin (25), petugas keamanan Pertamina.
Warga Gang H Hamid RT 12 RW 05 No 39, Cakung, Jakarta Timur itu ditemukan dalam kondisi hangus di dekat tangki 24 Depo Plumpang sekira pukul 16.20 WIB oleh karyawan Pertamina Suryaman (33). Identitas korban baru diketahui setelah dilakukan proses identifikasi di RS Cipto Mangunkusumo.
Kalla Perintahkan Pengamanan Depot Plumpang
Wakil Presiden Jusuf Kalla memerintahkan Pertamina dan Pemprov DKI Jakarta bekerjasama mengamankan depo BBM Plumpang, Jakarta Utara. Pemprov juga diperintahkan membersihkan rumah penduduk yang berjarak kurang dari setengah kilometer dari depo, sementara Pertamina diperintahkan meningkatkan standar pengamanan dan pengelolaan depo.
“Saatnya sekarang bagi Pertamina untuk segera melakukan pembebasan lahan di sekitar kawasan depo di seluruh Indonesia agar kawasan depo dengan kawasan permukiman benar-benar aman,” ujarnya.
Penegasan itu disampaikan Kalla usai meninjau tanki bahan bakar premium yang berkapasitas 2,5 juta liter bensin yang Minggu malam terbakar. Ketika itu, tanki nomor dua puluh empat tersebut hanya berisi 10 ribu liter bensin. Dalam peninjauan itu, Wapres didampingi Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro, Menteri BUMN Sofyan Djalil, Gubernur DKI Fauzi Bowo, Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Wahyono, dan Direktur Utama Pertamina Ari Soemarno.
Dari pengamatannya di lokasi kebakaran, Wapres Jusuf Kalla menilai lokasi antara tangki penyimpan dan kawasan permukiman di sekitar depo sudah amat dekat sehingga membahayakan warga dan depo. Karena itu, dia memerintahkan agar pemerintah provinsi menjauhkan perumahan penduduk di sekitar depo dari tangki-tangki penyimpanan BBM.
“Sepuluh ribu liter itu nilainya hanya Rp 5 miliar dan semua di-cover asuransi. Jadi kerugian Pertamina tidak seberapa besar dibandingkan potensi kecelakaan yang dapat dirasakan masyarakat bila pemadam kebakaran tidak bekerja dengan baik tadi malam,” katanya.
Untuk menghindari insiden serupa tidak terjadi lagi, peninjauan pengamanan harus dilakukan secara berkala. “Ini suatu peringatan buat kita semua. Sekiranya aparat pemadam kebakaran tidak baik menjalankan tugasnya, ini sudah menjadi bencana seperti yang terjadi di Cilacap Jawa Tengah, yakni terbakarnya sejumlah kilang yang memerlukan waktu empat hari untuk memadamkannya.”
Kalla membantah pembersihan areal pemukiman yang terlalu dekat dengan depot Plumpang disebut dengan penggusuran. Dia berkilah penggusuran hanya tepat digunakan bila tanah tersebut milik warga. Sementara, tanah yang ditempati warga dimiliki Pertamina. “Kita harus menyelamatkan masyarakat, bukan menyelamatkan Pertamina. Kalau pemadam tidak terampil, safety tidak baik, seluruh Tanjung Priok jadi bahaya. Karena itu pembersihan akan dilakukan di seluruh Indonesia, karena di Makassar, rumah penduduk lebih banyak yang dekat dengan depo Pertamina,” imbuhnya.
Plumpang Kembali Beroperasi
Setelah salah satu tanki penyimpanan minyaknya dilalap si jago merah pada Minggu malam, kemarin sore sekitar pukul 16.00 WIB, Depot Plumpang milik Pertamina sudah mulai beroperasi.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro mengatakan, salah satu fokus utama pemerintah dalam menindaklanjuti kebakaran di Plumpang adalah sesegera mungkin memfungsikan kembali Depot Plumpang setelah api berhasil dijinakkan pada Senin 06.15 WIB. ’’Yang penting bagi pemerintah, distribusi BBM tidak terganggu,’’ ujarnya saat konferensi pers di Depo Plumpang kemarin (19/1). Dalam konferensi pers tersebut, Purnomo didampingin oleh Dirut PT Pertamina Ari H. Soemarno, Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina Achmad Faisal, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol. Wahyono, Pangdam Jaya Mayjen Darpito, serta Deputi V Menkopolhukam Budi Utomo.
Purnomo mengatakan, pemerintah sangat serius dalam upaya penyelidikan kebakaran Depot Plumpang karena fungsi pentingnya dalam menyuplai kebutuhan BBM dan elpiji untuk kawasan Jabodetabek dan sebagian Jabar. ’’Ini obyek vital nasional,’’ katanya.
Dirut PT Pertamina Ari H. Soemarno mengatakan, pihaknya terus bekerjasama dengan kepolisian maupun penyidik pegawai negeri sipil (PPNS) dari BPH Migas untuk menginvestigasi kebakaran Depot Plumpang. Namun demikian, hingga kemarin, penyebab kebakaran masih misterius. ’’Kami harap, dalam waktu dekat, penyelidikan bisa cepat selesai,’’ ujarnya.
Yang jelas, kata Ari, kebakaran terjadi saat proses loading atau pengisian BBM jenis premium melalui pipa dari kapal di Tanjung Priok ke tanki nomor 24 Depot Plumpang. Proses loading, lanjut dia, dimulai sekitar pukul18.00 WIB dan kebakaran mulai terlihat pada pukul 21.00 WIB. ’’Sementara ini, baru itu data yang kami peroleh,’’ katanya.
Menurut Kapolda Metro Jaya Irjen Pol. Wahyono, pihaknya sudah menerjunkan penyidik dan tim laboratorium forensic (labfor) untuk menginvestigasi peristiwa terbakarnya depot terbesar milik Pertamina tersebut. ’’Proses masih berlangsung,’’ ujarnya.
Wahyono mengatakan, langkah pertama yang dilakukan penyidik kepolisian adalah memeriksa control room Depo Plumpang yang mengatur setiap kegiatan di depo yang terletak di Tanjung Priok, Jakarta Utara tersebut. ’’Sudah ada tujuh orang yang dimintai keterangan, semuanya orang yang ada di TKP (tempat kejadian perkara, Red),’’ katanya.
Ketika ditanya apakah ada indikasi kemungkinan aksi sabotase atau teror, mengingat pada Oktober 2008 lalu Depot Plumpang sempat dikabarkan menjadi salah satu target kelompok teror, Wahyono mengatakan tidak mau berspekulasi. ’’Pantauan kami sementara ini, belum ada indikasi ke arah teror,’’ terangnya.
Sementara itu, terkait nilai kerugian, Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina (Persero) Achmad Faisal mengatakan, hingga kemarin pihaknya baru bisa mengidentifikasi kerugian atas BBM yang terbakar. ’’Nilainya sekitar Rp 15 miliar,’’ ujarnya.
Menurut Faisal, nilai tersebut didapat dari asumsi jumlah premium yang terbakar sebanyak 3.000 kilo liter (KL), dikalikan dengan harga patokan rata-rata keekonomian di kisaran Rp 5.000 per liter. ’’Kami akan terus menghimpun data-data kerugian lain,’’ katanya.
Selain 3.000 KL premium yang terbakar habis, Pertamina juga terancam merugi lebih besar karena 10.000 KL premium yang ada di tanki nomor 23, yang bersebelahan dengan tanki nomor 24 yang terbakar, sudah disemprot dengan cairan kimia pemadam kebakaran (foam) untuk mencegah agar tidak ikut terbakar. ’’Kami akan cek lagi, apakah semua premium di tanki 23 sudah tidak bisa dipakai, atau masih ada sebagian yang bisa dipakai,’’ terangnya.
Faisal menambahkan, kapasitas tanki 23 dan 24 termasuk paling kecil, yakni hanya 10.000 KL, sedangkan tanki lainnya rata-rata berkapasitas 15.000 – 20.000 KL. Sementara itu, terkait suplai BBM ke 645 SPBU di wilayah Jabodetabek yang biasanya dipasok dari Depo Plumpang, sejak pagi kemarin sudah disuplai dari Depo Padalarang sebanyak 20 truk dengan volume 21 ribu KL, Depo Cikampek 70 truk dengan volume 17 ribu KL, dan Depo Tanjung Gerem 30 truk sebanyak 6 ribu KL. ’’Truk sudah berangkat sejak pukul 02.00 dinihari tadi,’’ ujar Ari H. Soemarno.
Kepala Badan Pengatur Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Tubagus Haryono mengatakan, pihaknya terus memantau proses distribusi BBM di kawasan Jabodetabek. ’’Memang ada sebagian SPBU yang belum mendapat pasokan, tapi secara umum pasokan cukup aman,’’ katanya.