Ia mengingatkan, jangan sampai forum debat justru memberikan ruang untuk saling melakukan 'penyerangan'.
"Peran moderator akan sangat besar untuk meng-explore calon lebih jauh dan tidak terjebak pada jargon-jargon. Jangan juga terjebak tendensi antarmereka sehingga saling menyerang," kata Ari, kepada wartawan, Kamis.
Mempertontonkan aksi saling serang, menurut Arie, hanya akan memuaskan masing-masing calon dan nirmakna bagi masyarakat. "Panggung debat itu bukan hanya milik mereka (calon), tapi masyarakat juga harus tahu substansinya apa. Kalau hanya saling serang, mereka puas, tapi belum tentu pesannya sampai ke masyarakat," tambahnya.
Selain itu, kesempatan debat pertama ini diharapkan bisa menggali hal-hal baru dari sang calon dan tidak hanya menyampaikan apa yang selama ini sudah diketahui publik. Arie menyebutnya sebagai sesuatu yang bersifat hemagok.
"Hemagok itu cerita-cerita atau keyakinan yang dangkal dan selalu diulang-ulang," jelasnya.