(N) Ah...
Belum selembar kutulis cerita kita
Sudah kau robek kertasnya
Tragis...
(Z) Kau berangus tak tersisa
Dalam dusta tanpa kata
Aku merajuk meratap perih
Terpusar di jentera waktu
Tanpamu...
Malaikatku...
(N) Aku tahu kau sibuk membagi hati
Aku pintakan satu tuk kukantongi
Tapi kantong yang kau berikan lupa kau jahitkan
(Z) Aku pun mengerti kau sukar mencurah rasa
Kupinta manisnya untuk kureguk
Namun bejanamu bergurat meretak
Ah...
(N) Tercurah rasa ini
Terbuncah luka ini
Kini kureguk manis dari racun yang tersisa
Yang berwujud kenangan
(Z) Kujelang sayatnya
Kurasa getirnya
Merasuk, menembus, meradang
Terbius, tersudut, terlarang
(N) Aku temukan dirimu
Di ujung lorong penantianku dalam wujud awan
Yang segera hilang terbawa hujan
Kemudian kau hadir dalam wajah embun
Yang sekejap lenyap kala terang menjelang
Ah...
Padahal banyak yang ingin kusampaikan padamu
Tentang sepenggal kisah yang belum sempat kau tuntaskan
(Z) Kuganti awanku dengan pelangi
Embun pun terterik mentari
Katakan kisahnya dan lanjutkan
Bersama rembulan yang kau ambang
(N) Katamu...
Kau akan hadir kala rembulan bersinar
Di situ kau tersenyum dan menyapaku
Tapi...
Sampai batas fajar menjelang
Yang kutemukan seraut wajah pengkhianatan
(Z) Rembulanku sepi melengang
Hingga diri ini terkekang tercengkeram
Kuharap kau datang
Lepaskan jerat tawarkan bintang
(N) Bintang yang kau janjikan pada malam
Hanyalah sebuah lentera serupa kunang-kunang
Yang selalu hinggap pada dahan
Tak pernah menetap
Tak pernah berjanji
Hanya sisakan linangan hati
Minggu, 17 Mei 2009 Catatan:
Z = R. Mh. Zidni Ilman NZ
N = Naz Mubarok
R. Mh. Zidni Ilman NZ, S.Fils
Penulis adalah lulusan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Saat ini sebagai pengajar di PP. Al-Khiyaroh Buntet Pesantren,
Ketua Umum IKAPB (Ikatan Keluarga Asrama-asrama Pondok Buntet Pesantren) Cirebon
Pimred buletin "BILIK" Buntet Pesantren Cirebon,
Ketua DPK Radio Komunitas "BEST FM" Cirebon, dan
Editor penerbit "PADI" Bandung