"Sekarang, hewan itu bisa hidup dan berkembang biak dan jumlahnya lebih dari lima ekor," kata Kepala Sub Bidang (Kasubid) Promosi dan Pameran Kebun Binatang Ragunan, Wahyudi Bambang.
Menurut penelitian dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) di Sumatera Bagian Selatan belum lama ini, kucing emas itu diperkirakan tinggal satu ekor.
"Hewan langka itu terekam oleh kamera sekitar lima tahun lalu, namun setelah dicari jejaknya akhir-akhir ini sudah tidak ditemukan lagi," kata Aswan dari BKSDA Bengkulu.
Potret kucing emas itu didapat dalam kawasan hutan lindung Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), sedangkan di Taman nasional Kerinci Seblat (TNKS) tidak ditemukan lagi.
Sementara badak Sumatra yang selama ini diperkirakan tinggal tiga ekor di TNKS, namun sejak 2003 jejaknya sudah tidak ada,
Wahyudi Bambang menambahkan tidak hanya hewan langka jenis kucing emas, yang dikembangbiakkan di kebun binatang terbesar di Tanah Air itu, tapi Badak Sumatera bercula dua, gajah, dan harimau Sumatra.
"Ada juga jenis harimau Jawa berwarna putih dan badak bercula satu serta ratusan jenis burung langka di Pulau Jawa. Melalui pengembangbiakkan itu diharapkan jenis-jenis hewan yang dipelihara tetap lestari dan terus bertambah," katanya.
Selama ini, sebagian besar hewan yang ada di Kebun Binatang Ragunan adalah asli habitat dari balantara Indonesia dan sedikit sekali yang didatangkan dari negara luar, seperti jenis kuda nil dan beberapa jenis ikan dari Eropa.