Saat itu, Umi bersama teman-teman lainnya sedang bermain di pinggir waduk. Di antara mereka ada yang dorong-mendorong. Saat itulah, Umi bersama empat temannya, Nila, Wahyu, Firda, dan Binti tercebur ke waduk yang kedalamannya antara enam meter dan delapan meter.
Puluhan temannya yang ada di pinggir waduk pun tidak ada yang bisa menolong. Mereka lalu berteriak-teriak minta tolong.
Sejumlah warga, yang saat itu mendengar teriakan anak-anak, langsung menuju ke lokasi dan menolong lima murid yang tercebur ke waduk. Namun sayang, dari lima murid, hanya empat murid yang bisa diselamatkan. Sementara itu, Umi tidak bisa diselamatkan karena posisinya jauh dari keempat temannya di waduk.
"Tubuhnya sudah tidak terlihat di permukaan air saat kami hendak menolongnya. Untuk menemukan tubuh Umi saja harus memakan waktu sekitar 30 menit," kata Suwarno, salah satu warga yang ikut membantu penyelamatan kelima siswa yang tercebur ke waduk.
Saat ditemukan dan dicek oleh petugas medis dari puskesmas, Umi sudah meninggal. Sukatmi, ibu Umi, yang berada di lokasi saat Umi ditemukan, langsung memeluknya sambil menangis histeris. Selang beberapa saat, tubuh Umi dibawa ke rumah duka di Dusun Putuk, Desa Mojopurno, Ngariboyo.
Salah satu guru di SDN Mojopurno 1, Nur Khomariah, mengatakan, berlibur di Waduk Klumpit dipilih pihak sekolah karena lokasinya dekat dan biayanya tidak mahal. "Liburan di lokasi ini baru dilakukan tahun ini. Tahun lalu mereka berlibur di Kolam Pemandian Tawun, Ngawi. Kami tidak menyangka hal ini bisa terjadi," ujarnya.