Di hadapan 3 ribu jamaah zikir dan pengajian di kediamannya, Puri Cikeas Bogor, Jawa Barat, SBY menceritakan banyaknya serangan ilmu sihir yang mengarah kepada dia dan keluarganya di musim pilpres ini. Jenis santetnya pun bermacam-macam, tapi SBY tidak menceritakan secara detil sihir macam apa yang menyerangnya.
Kepada para jamaah, SBY mengatakan jurus ampuhnya menolak sihir, yakni zikir. "Saya sampai pada kesimpulan tidak ada yang dapat mengalahkan sihir selain dengan zikir. Contohnya tadi malam saat debat kemarin malam saya pimpin zikir sepanjang jalan, diikuti istri, ajudan dan pengemudi di jalan sampai di dalam ruangan," cerita SBY.
Menurut Waketum Partai Demokrat Ahmad Mubarok, SBY dapat mengetahui ada santet yang mengintainya dari bisikan kiai-kiai yang disebutnya orang pintar. Namun seperti SBY pula, Mubarok enggan menyebutkan siapa orang pintar yang menjadi 'pembisik' SBY.
"Mungkin Pak SBY merasa ada gangguan, umpamanya tidak konsentrasi atau bagaimana, tapi diperiksa dokter katanya sehat. Saya sih nggak tahu persis," aku Mubarok.
Sementara bagi Ketua DPP Partai Demokrat Ruhut Sitompul, SBY yang saleh bisa merasakan adanya ilmu sihir yang diarahkan kepada dirinya dan keluarganya. Sebagai seorang pemimpin, Ruhut memaklumi banyak orang yang tidak suka dengan SBY. "Jadi bukan hanya black campaign atau fitnah, tapi juga sihir," jelas Ruhut.
Tapi karena SBY terkenal dengan citra 'terzalimi', pengakuannya itu sulit dipercaya oleh Permadi, yang bisa membaca dunia ghaib. Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra yang juga paranormal ini meminta bukti bahwa SBY mendapat serangan sihir bin santet.
Permadi melihat SBY aneh dan ngawur. Apalagi SBY menyampaikan pernyataan tersebut dalam acara majelis zikir. SBY yang terpelajar, tidak percaya klenik, tidak percaya mistik, namun mengaku disihir orang.
"Tapi dengan dia bilang seperti itu kan tandanya dia sangat percaya. Lagipula itu kok bilangnya di acara zikir, di depan ulama-ulama," katanya heran.
Bukan hanya Permadi yang tidak percaya dengan pengakuan SBY itu. Tim saingannya di pilpres pun menganggapnya hanya akal-akalan dari presiden yang selalu berkeluh kesah merasa terzalimi oleh lawan politiknya. Apalagi sekarang merasa terzalimi dengan ilmu santet.
"Ya basi dong ah! Masa cara 2004 masih dipakai lagi padahal sudah berkuasa. Kayak sinetron saja," cetus anggota timkamnas Mega-Prabowo, Arif Wibowo.
Setahu Arif, seorang presiden biasanya sakti, memiliki ilmu tinggi. Untuk itu dia heran bila orang sesakti SBY masih bicara soal diganggu ilmu sihir. Menurutnya, hal semacam itu tidak pantas diungkapkan oleh seorang pemimpin sekelas SBY. Karena ungkapan itu provokatif, seolah ada pihak yang menyerang, padahal tidak ada.
Tim JK Win juga ogah menanggapinya. Menurut Poempida Hidayatullah, SBY menggunakan lagu lama. Sebagai seorang muslim dan pemimpin bangsa, SBY mengungkapkan perihal black magic di hadapan pengajian zikir. Ditambah lagi hal itu sulit sekali untuk dibuktikan untuk orang kebanyakan.
Poempida percaya, sesungguhnya tidak ada yang berpikiran melakukan hal teluh seperti itu untuk menjatuhkan SBY. Seharusnya SBY tidak perlu berpikiran diserang oleh ilmu sihir. "Kayaknya dia ingin terlihat seperti dizalimi lagi dengan diserang ilmu sihir," cetus Poempida.
Terlepas dari terzalimi ilmu sihir, Permadi melihat ada kepanikan dari SBY dan timnya. Orang sudah melihat kepanikan SBY membantah iklan Gerakan Satu Putaran (Gestapu) Pilpres yang dipertanyakan capres JK. Sementara Direktur Eksekutif Lembaga Studi Demokrasi (LSD)Denny JA yang konon merogoh koceknya sendiri untuk iklan Gestapu tersebut mengaku sudah mendapat restu SBY.
Belum lagi ulah lidah berbisa anak buahnya seperti Andi Mallarangeng, Rizal Mallarangeng dan Ruhut Sitompul yang main hajar sana-sini sampai menyinggung soal SARA, yang dinilai malah kontraproduktif dan menyedot suara SBY berpindah ke JK.
"SBY sudah panik karena secara pasti dia tahu dukungan buat dia semakin berkurang. Sekarang ini kan semua anak buahnya panik, Andi Mallarangeng juga panik," cetus Permadi.
Permadi berharap agar masyarakat pemilih tidak begitu saja percaya dengan ucapan-ucapan yang hanya mencari simpati seolah-olah terzalimi. Sebab bukannya masyarakat dijejali cara berdemokrasi yang cerdas, SBY sebagai pemimpin malah melalukan pembodohan. Jangan sampai ada kesan Indonesia menjadi negeri mistis. Di saat presiden di seluruh dunia memaparkan bagaimana memajukan bangsanya dengan cara rasional, namun Presiden Indonesia malah berkeluh kesah soal santet.