Rabu, 12 Februari 2025
JAKARTA: Untuk pertama kalinya sejak tahun 2001, London keluar dari 10 besar kota termahal di dunia untuk para ekspatriat. Ibu kota Inggris ini turun dari peringkat 3 menjadi peringkat 16, seiring melemahnya poundsterling dan harga sewa. London berada di bawah Karakas Venezuela yang naik dari peringkat 89.
Survei Mercer LLC’s Cost of Living menempatkan dua kota di Jepang pada urutan satu dan kedua kota termahal dunia. Tokyo yang menggeser Moskwa di posisi pertama, serta Osaka, nangkring di nomor dua seiring menguatnya yen terhadap dollar AS. Moskwa, yang selalu berada di peringkat pertama sejak tahun 2006, melorot ke peringkat 3.
Poundsterling turun 18 persen terhadap dollar tahun lalu, ketika yen menguat 12 persen. “Banyak mata uang, termasuk euro dan pounsterling yang melemah melawan dollar AS, menyebabkan beberapa kota di Eropa turun peringkat,” kata Nathalie Constantin-Metral, periset senior di Mercer.
Posisi keempat adalah Jenewa. Hongkong di peringkat kelima, naik satu peringkat dibanding sebelumnya. Sementara itu, Zurich di posisi 6, dan Kopenhagen di posisi 7.
Kemudian New York di urutan 8 meloncat dari peringkat 22. Hal ini menjadikan New York sebagai satu-satunya kota di Amerika yang masuk 10 besar kota termahal di dunia. Sementara itu, Beijing menduduki peringkat 9, dan Singapura naik dari peringkat 13 ke posisi 10.
Adapun Olso turun menjadi peringkat 14 dari peringkat 4, ketika Glasgow dan Birmingham turun 60 dan 59 peringkat, menjadi peringkat 129 dan 125.
Mata uang yang lemah juga memengaruhi kota-kota di Australia dan India. Sydney turun 51 peringkat menjadi peringkat 66, setara dengan Mumbai yang turun dari peringkat 48.
Mercer menyebutkan, sebagian besar negara Timur Tengah naik peringkat seiring dengan posisi dirham Arab yang menyamai dollar AS. Dubai naik menjadi peringkat 20 dari peringkat 52 dan Abu Dhabi naik ke posisi 26 dari peringkat 65. Sementara itu, Tel Aviv, kota termahal di Timur Tengah, turun menjadi peringkat 17 dari peringkat 14.
Survei tahunan melingkupi 143 kota dan menggunakan New York sebagai patokan untuk membandingkan harga lebih dari 200 hal, meliputi perumahan, makanan, transportasi, dan entertainment.
Analisis tersebut diselenggarakan oleh Mercer untuk membantu perusahaan multinasional mengukur tingkat upah bagi pekerja internasional.
