Pasukan keamanan telah melakukan penjagaan ketat di Urumqi, untuk mencegah aksi balas dendam warga Uighur terhadap penyerangan yang dilakukan warga etnis Han pada Selasa 7 Juli lalu. Serangan warga Han tersebut juga merupakan aksi balasan atas bentrokan yang terjadi pada Minggu 5 Juli sebelumnya.
Hari ini, Jumat (10/7/2009), misalnya, para pemeluk Islam dilarang melaksanakan kewajiban salat Jumat di masjid. Sejumlah masjid di sepanjang distrik Uighur di kota Urumqi memasang pengumuman bahwa ibadah salat Jumat ditiadakan.
"(Masjid) tidak akan dibuka," kata seorang pria yang berjaga di luar Masjid Dong Kuruk Bridge. Sementara tampak sejumlah serdadu dan kendaraan lapis baja yang diparkir di sisi masjid.
"Partai Komunis tidak akan mengizinkan kami," kata pria yang tidak mau namanya disebut itu, seperti dilansir Reuters.
"Di bawah instruksi dari penguasa, salat ditiadakan sejak hari ini," sebut pengumuman di gerbang dekat Masjid Guyuan, yang tertanggal Rabu 8 Juli. "Siapa pun yang ingin salat, silakan melakukannya di rumah."
Larangan salat itu diberlakukan Partai Komunis untuk menghindari berkumpulnya massa yang berpotensi menimbulkan kekerasan susulan.
Warga Uighur adalah warga Muslim di China yang menggunakan bahasa Turki. Jumlah mereka di Xinjiang diperkirakan sebanyak delapan juta jiwa. Selam ini mereka mengeluhkan tindakan diskriminatif dari Beijing.