Di SD Islam Terpadu As-syafi'iyah Jatiwaringin Bekasi, misalnya, siswa baru di kelas satu pada tahun ajaran baru 2009/2010 ini menurun secara signifikan. Demikian disampaikan oleh Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan Muhamad Joko, ditemui seusai upacara hari pertama masuk sekolah, Senin (13/7). Menurut Joko, pada tahun ajaran lalu, ketika belum ada kebijakan sekolah gratis tersebut, SD As-syafi'iyah bisa menerima hingga 200 siswa baru kelas I dengan pembagian 40 anak per kelas dari enam kelas yang disediakan. Namun tahun ini, Joko mengaku hanya bisa mendapatkan 60 anak baru dengan pembagian 20 anak per kelas dan hanya dibagi 3 kelas. "Terus terang kami kesulitan dengan kebijakan pemerintah ini, apalagi sekolah kami terletak di pinggiran Jakarta.
Tentu akan semakin sulit bersaing dengan sekolah negeri di sekitar sini," kata Joko, yang telah menulis lebih dari 12 buku pelajaran SD untuk skala nasional. SD As-syafi'iyah, yang terletak di Bekasi ini, memang sering ditinggalkan murid-muridnya untuk pindah ke sekolah yang masuk wilayah Jakarta. "Ketika mulai menginjak kelas V, banyak siswa pindah sekolah ke Jakarta untuk masuk SMP favorit. Awal tahun ini saja ada 29 murid yang pindah," kata Joko. Untuk mengantisipasi hal itu, lanjut Joko, sekolahnya berupaya meningkatkan mutu, baik secara akademik, maupun kegiatan ekstrakurikuler.
"Kalau sekolah negeri bisa gratis, maka yang bisa kami jual adalah mutu pendidikan dan agama. SD As-syafi'iyah sudah dikenal masyarakat memiliki pendidikan akhlak dan moral agama yang baik. Itulah yang akan kami tingkatkan untuk bersaing dengan sekolah negeri," ujar Joko. Joko menambahkan, di SD As-syafi'iyah terdapat beberapa kegiatan tambahan yang berhubungan dengan pendidikan kerohanian. Antara lain kelas iqro, shalat dan mengaji, serta membaca Al Quran.