Jika usulan tersebut disetujui, maka upaya pembicaraan damai yang selama ini digagas Mesir, diprediksi akan suram mengingat Hamas menolak pembebasan Gilad Shalit masuk dalam daftar kesepakatan gencatan senjata. Hamas bersikap bahwa pembebasan tentara Israel yang ditahan sejak Juni 2006 itu dibicarakan terpisah dan ditukar dengan tahanan pejuang Palestina.
Pada akhir pekan lalu, Olmert mengusulkan agar pembebasan Shalit masuk dalam kesepakatan.
"Yang kami inginkan pertama adalah mencari solusi pembebasah Shalit, kemudian membuka perbatasan dan rehabilitasi di Jalur Gaza," ungkap Olmert Selasa kemarin mengulangi pernyatannya pekan lalu dan dikutip AFP, Rabu (18/2/2009).
Permintaan Olmert itu langsung mendapat tentangan dari pemimpin Hamas Khaled Meshal yang meminta gencatan senjata hanya terkait dengan pembukaan perbatasan dan tidak terkait dengan pembebasan tahanan.
Meshal juga menuduh Israel berupaya menggagalkan kesepakatan yang dirintis Mesir itu dengan memasukkan syarat baru di saat-saat akhir permbicaraan. Pada Jumat pekan lalu, Hamas menyatakan bahwa gencatan senjata akan terjadi dalam waktu dekat.
"Gencatan senjata akan terjadi hanya jika blokade dihentikan dan perbatasan dibuka. Tak dapat diterima jika gencatan senjata disamakan isunya dengan pembebasan Shalit," ungkap Meshal.
Sementara Mesir sependapat dengan rencana awal, yaitu tidak memasukkan Shalit dalam daftar kesepakatan.
"Mesir tidak akan mengubah posisi gencatan senjata, masalah Shalit adalah isu berbeda dan tidak terkait dengan kesepakatan gencatan senjata," ungkap Hosni Mubarak Presiden Mesir seperti dikutip harian Al Ahram.