Pada penelitian yang diterbitkan dalam Jurnal Circulation, para peneliti menggunakan beberapa pilihan musik klasik untuk bereksperimen. Penelitian tersebut melibatkan 24 orang dewasa muda, sebagian merupakan penyanyi yang terlatih dan sebagian lagi tidak memiliki latar belakang musik. Setiap partisipan mendengarkan berbagai jenis pilihan sambil ditempelkan pada monitor yang melacak detak jantung, pernapasan, tekanan darah, dan pembesaran pembuluh darah di bawah kulit.
Para peneliti menemukan bahwa bersamaan dengan respons terhadap kresendo dan dekresendo, bagian irama musik tertentu tampaknya menyinkronkan "irama jantung yang ada" pada para partisipan. Penemuan tersebut semakin mendukung penggunaan musik sebagai bentuk terapi untuk tekanan darah tinggi dan penyakit kardiovaskular lainnya. "Irama musik tersebut (kresendo atau dekresendo) secara terus-menerus ditangkap sistem repiratori dan kardiovaskular," kata Dr Luciano Bernardi, seorang profesor ahli penyakit dalam di Universitas Pavia, dalam rilis dari American Heart Association.