Penelitian itu merupakan yang pertama berhubungan dengan keluarga Euscorpiidae, salah satu kelompok kalajengking yang paling banyak penyebarannya. Jenis ini ditemukan di Eropa, Afrika, Asia dan Amerika.
"Racun euscorpiid belum pernah diteliti. Selain menyediakan molekul untuk obat, kerja kami juga menyediakan beberapa petunjuk evolusi racun kalajengking dengan membadingkan dengan data kalajengking lain," kata Yibao Ma dari Wuhan University.
Tim Ma menggunakan stimulasi elektrik untuk mengeluarkan kelenjar kalajengking. Kemudian mereka mengumpulkan kelenjar dari 50 kalajengking dan menganalisa gen apa yang aktif saat produksi racun. Dari informasi itu mereka dapat menentukan substansi apa yang membentuk racun.
Racun Kalajengking mengejutkan karena sangat kompleks. Kebanyakan racun berisi beberapa tipe racun untuk melumpuhkan binatang. Tapi juga berisi molekul yang mencegah pembekuan darah, kebakaran darah dan rusaknya sel, kata Harald Sontheimer, neurobiologist di University of Alabama Birmingham.
Kompleksitas racun juga membantu kajengking bisa melumpuhkan banyak korbannya. Dan korbannya tidak pernah mengembangkan kekebalan terhadap sengatan kalajengking.