cuplik.com - Jombang - Praktik pengobatan ala Ponari, si dukun cilik, kembali dibuka. Lucunya, saat mengobati, Ponari malah asyik main tembak-tembakan. Di rumah Ponari, terpampang pengumuman yang bertuliskan, 'tiket pengobatan Ponari untuk Sabtu dan Minggu mendatang sudah ludes terjual.
Hari ini, sejak pagi hingga siang, Ponari sudah melayani 5.000 pasien, dan ini yang penting: tidak ada korban jiwa'.
"Kita bersyukur hingga pengobatan berakhir tidak ada kejadian seperti beberapa waktu lalu. Ini sebagai bukti bahwasannya panitia sudah bertindak secara profesional," kata Mustofa, salah satu panitia, Jombang, Rabu (18/2).
Ia berharap, pengobatan tersebut akan berjalan lancar seterusnya. Sementara itu, dalam pengobatan tersebut dukun cilik Ponari tidak lagi digendong oleh seseorang. Anak pasangan Kamsin - Mukaromah ini duduk di meja, sedangkan pasien datang dengan menyodorkan air untuk dicelup batu yang dipegang di tangan kanan Ponari. Dalam mencelupkan batu 'sakti' Ponari dibantu oleh seorang panitia.
Bocah 'ajaib' asal Dusun Kedungsari ini juga terlihat tidak begitu serius dalam melakukan pengobatan. Betapa tidak, pada saat tangan kanannya sibuk mencelupkan batu ke dalam air yang dibawa pasien, tangan kirinya sibuk bermain senapan yang terbuat dari plastik.
Ponari akan tertawa kegirangan, ketika senapan mainan yang ia bawa melesatkan peluru dan mengenai terpal yang digunakan panitia sebagai peneduh dirinya.
Beberapa wartawan yang mencoba mewawancarainya juga tak dihiraukan. Bahkan, ketika para kuli tinta menanyakan keinginan Ponari untuk sekolah, bocah kelas III SD ini hanya menggelengkan kepala.
Begitu pasien sudah habis, panitia langsung membawa Ponari ke rumah Mbok Ndawuk, rumah yang dugunakan praktik dukun cilik tersebut.
Kepala Kepolisian Sektor Megaluh AKP Sutikno mengatakan, dibukanya kembali praktik Ponari merupakan kesepakatan yang dibuat panitia. Sementara kepolisian tetap berkomitmen agar praktik tersebut ditutup.
Oleh karena itu, jika ada sesuatu yang tidak diinginkan, semisal jatuh korban, polisi akan meminta pertanggung jawaban kepada panitia. "Bahkan kita tidak segan-segan untuk menangkap panitia," kata Sutikno.