"Adanya libur panjang saya kira cukup meredam kepanikan dan sentimen negatif terhadap rupiah pasca peristiwa pemboman," ujar pengamat rupiah Farial Anwar ketika dihubungi detikFinance , Minggu (19/7/2009).
Menurut Farial, jika peristiwa pemboman Marriott dan Ritz Carlton terjadi pada awal pekan, tentu level rupiah bakal terpukul tajam selama sepekan kemarin. "Namun karena adanya liburan, pelaku pasar dan spekulator bisa mencermati perkembangan penyelidikan kasus ini dan akan meredam kepanikan," ujarnya.
Farial mengatakan, kepanikan tetap akan terjadi selama perdagangan pekan depan. Hanya saja, Farial melihat kepanikan yang akan terjadi tidak akan terlalu berpengaruh pada level rupiah terhadap dolar AS.
"BI kan sudah komitmen akan menjaga level rupiah terhadap dolar AS. Ini artinya, BI siap melakukan pembelian rupiah guna mengantisipasi penjualan rupiah baik oleh investor yang panik maupun spekulator. Jadi saya pikir, kalau BI menjalankan komitmennya dengan baik, level rupiah hanya akan jatuh tipis," ujarnya.
Farial menilai, selama perdagangan pekan depan belum ada sentimen positif yang cukup kuat untuk membawa rupiah berada di bawah Rp 10.100. Oleh sebab itu, Farial memproyeksikan kisaran rupiah di kisaran Rp 10.100 sampai Rp 10.200.
Pada perdagangan pekan kemarin, rupiah terhadap dolar AS ditutup di level Rp 10.135.