Mengusung aliran musik rock, pop rock, alternative, dan blue-eyed soul, Jason Mraz' membuat sekitar 4 ribuan orang yang memadati Exhibition Hall B Stage 2 histeris sepanjang pertunjukan. Seolah menenggelamkan sejumlah nama besar yang hadir, ada dan mempertunjukkan kebisaan mereka di hari pembuka JIJJF ke-5, yang mulai bergulir dari Jum'at (6/3) hingga Senin (9/3) mendatang.
Para penggemar penyanyi ini rela menunggu sejak sore demi bisa menyaksikan aksi pujaannya itu. Banyak yang kehabisan tiket, membuat tiket yang dijual di calo laris manis. Meski harga melonjak dua kali lipat. "Saya datang ke Java Jazz memang niat mau nonton Jason,tpai kehabisan tiket.Yah terpaksa beli pada calo," ungkap Yudi, seorang penonton yang rela merogoh kocek lebih dari Rp2 juta untuk membeli dua tiket Jason Mraz'.
Dalam konser itu, penyanyi yang punya hits I'm Yours itu, didahului dengan nyanyian Indonesia Raya. Bukan dia yang membawakan tetapi, Mike Mohede, jawara Indonesian Idol. Mengenakan jas hitam, Mike tampak mempesona dengan suaranya yang menenangkan itu.
Mraz' membuka konser dengan lagu Make It Mine dan The Remedy. Penyanyi itu tampak santai dengan kaos abu-abu dan celana jins.
"Saya senang bisa bertemu kalian. Saya seperti punya lebih banyak teman baru sekarang," katanya.
Penyanyi asal Virginia, Amerika Serikat itu lalu melanjutkan konsernya dengan menyanyikan You and I Both yang di-remix dengan lagu Sleeping to Dream. Usai dua lagu itu didendangkan, Mraz' melanjutkan dengan Lucky.
Terlebih ketika tembang andalan dan ditunggu-tunggu bertajuk I'm Yours membahana.
Dengan memadukan warna reggae, pop, rock, folk, jazz, dan hip hop, seniman serba bisa yang pernah kerja bareng dengan sejumlah musisi seperti Jack Johnson, Dave Matthews Band, James Blunt, Alanis Morissette, The Ohio Players, dan lainnya itu seolah ingin membuktikan bahwa nama tenarnya bukan mitos belaka.
Konser Jason Mraz' ini memang begitu diminati. Bahkan penonton yang tidak punya tiket konser tersebut pun terlihat sangat antusias meski hanya dari dua layar besar yang ada di area Java Jazz digelar. Selama Mraz' berada di atas panggung, penonton tak henti-hentinya nyanyi bareng dengannya. Sejumlah selebriti tampak hadir, seperti Ringgo Agus Rachman dan kekasihnya Revalina, Sherina, dan lainnya.
Tembang I'm Yours memang amat ditunggu-tunggu oleh penonton. Tembang yang membuat namanya melambung di Indonesia itu merupakan bagian dari album We Sing. We Dance. We Steal Things yang diluncurkan 13 Mei 2008. Lagu tadi bersanding bersama 11 lagu andalan lain, macam Beautiful Mess, Lucky, Butterfly, Make It Mine, dan Love for a Child.
Nama Jason melambung setelah lagu berdurasi 4 menit 2 detik itu membawanya menduduki posisi nomor satu tangga lagu AAA Negeri Paman Sam.
Tidak sampai di situ saja. Lewat lagu tadi dia juga sempat menjebol tangga lagu Top 10 hit Billboard Hot 100. Album tadi pun menyabet predikat album laris, laku terjual 500.000 keping hanya di AS.
Jason yang kelahiran 23 Juni 1977 di Mechanicsville, Virginia, ini tidak menyangka pasar akan mengapresiasi karyanya begitu tinggi.
Mengutip javajazz.com, Jason mengatakan ia baru menyadari kekuatan lagu cinta bertempo riang tadi hingga tiba di Swedia.
"6.000 orang menyanyikan setiap kata yang ada dalam lagu I'm Yours saat saya main di Swedia. Saya sebelumnya tidak pernah ke negara ini," tuturnya.
Karier bermusiknya diawali saat mengecap pendidikan di sekolah seni The American Musical and Dramatic Academy [AMDA] New York, mengambil konsentrasi musikal. Namun, Jason hanya betah setahun dan beralih ke hasrat seni lain.
Kecintaannya kepada gitar membawanya kepada kemampuan mencipta lagu. Kepiawaian berolah vokal pun lantas juga diasah sebagai bekal menelurkan album.
Pemilik rambut pirang yang menyabet predikat nominator Grammy 2009 itu banyak dipengaruhi aliran musik gado-gado a.l. reggae, pop, rock, folk, jazz, dan hip hop. Semua diramunya ke dalam karya yang apik.
Karier bermusik Jason sebagai musisi andal berjalan mulus. Di antaranya menjadi artis pembuka tur akustik Jagged Little Pill Alanis Morissette selama Juni-Juli 2005.
Uniknya, sebelum terbuka jalan menuju dunia keartisan, dia sempat ngamen berkeliling Australia. Pundi-pundi uang hasil menggelar pertunjukan itu disimpannya sebagai bekal memperkenalkan musik ciptaannya.