Melalui siaran persnya, ELSAM berpendapat menjamin pelaksanaan kebebasan beragama dan berkeyakinan dapat melindungi masyarakat dari radikalisasi dan kekerasan dengan memberi kelompok-kelompok terkait cara penyaluran damai dari keprihatinan mereka. Untuk itu, kebutuhan perlindungan bagi kebebasan beragama dan berkeyakinan yang lebih besar semakin mendesak untuk segera direalisasikan.
Menurut ELSAM, Kejadian pemboman kali ini harusnya dijadikan momentum untuk mewujudkan komitmen terhadap perlindungan HAM. Selama ini, penghormatan HAM seringkali dikesampingkan dalam melawan terorisme, dan dikalahkan oleh kecenderungan penggunaan pendekatan yang represif. Semua perkembangan tersebut merusak nilai sejati dari HAM. Penghormatan terhadap HAM bukanlah sebuah hambatan bagi usaha-usaha melawan terorisme, sebaliknya justru dapat berperan dalam menyukseskan usaha-usaha tersebut.
Kejadian ini membuktikan bahwa strategi apa pun dalam melawan terorisme tidak akan berjalan dengan baik dalam jangka panjang jika tidak sesuai dengan standar-standar HAM. Satu-satunya strategi melawan terorisme agar dapat berhasil secara menyeluruh adalah dengan mengakui prinsip-prinsip HAM internasional yaitu rasa aman yang sejati hanya dapat dipelihara melalui pemajuan dan perlindungan HAM. Dengan menjalankan prinsip-prinsip HAM, penegak hukum dapat bertindak lebih efektif serta dapat membantu memastikan keberlangsungan nilai-nilai demokrasi yang ingin dihancurkan oleh terorisme. Oleh karenanya, HAM harus diarusutamakan dalam semua elemen strategi melawan terorisme.
"Perang melawan terorisme bukanlah perang melawan agama atau kelompok. ELSAM juga dengan tegas menolak cara-cara yang mengidentifikasi terorisme dengan afiliasi politik atau agama/kepercayaan tertentu," tulis ELSAM dalam siaran pers.