cuplik.com - MENDERITA sakit lambung atau maag memang merepotkan. Terlambat makan sebentar saja, lambung akan terasa nyeri. Benarkah penyakit ini bisa disembuhkan?
Masyarakat perkotaan apalagi yang sibuk dengan rutinitas, terkadang lupa pada kesehatan tubuh. Bahkan banyak orang di kota-kota besar, lupa untuk makan. Lalai menepati jam makan, membuat banyak orang menderita penyakit lambung. Atau lebih dikenal dengan sakit maag.
Sakit maag merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering membawa seseorang untuk datang ke dokter mencari pertolongan medis. Bahkan, setiap pasien memiliki interpretasi yang berbeda-beda tentang penyakit lambung yang dideritanya. Tetapi secara umum, jika seseorang merasakan sakit pada daerah ulu hati, maka mereka biasanya langsung menyebutkan bahwa mereka menderita sakit maag.
Jika diteliti dari arti katanya, maag berasal dari bahasa Belanda yang berarti "lambung". Maka kemudian banyak orang yang mempunyai masalah dengan lambung akan merasakan bahwa dia mengalami sakit maag. Secara medis, istilah yang sering digunakan untuk sakit maag ini adalah dispepsia. Dispepsia sendiri adalah rasa nyeri atau tidak nyaman di sekitar ulu hati.
Sebenarnya maag bisa disembuhkan dengan tuntas, asalkan si pasien mampu mendisiplinkan diri untuk menepati jam makan. Karena maag sendiri adalah penyakit yang mudah memburuk jika kedisiplinan makan diabaikan.
"Pasien dengan dispepsia atau sakit maag, biasanya datang dengan keluhan lain seperti rasa mual bahkan sampai muntah. Selain itu bisa juga timbul keluhan-keluhan lain seperti kembung dan cepat kenyang, nafsu makan yang berkurang, dan sering sendawa," kata dr M Fahrur SpPD-KGEH MMB dari Departemen Penyakit Dalam FKUI beberapa waktu lalu.
Ditambahkan Fahrur, secara garis besar sakit maag dikelompokkan menjadi beberapa jenis penyakit. Di antaranya maag yang bersifat organik dan penyakit maag fungsional. Pembagian ini dilakukan setelah pasien melalui pemeriksaan endoskopi atau teropong saluran cerna. Dispepsia fungsional ditetapkan jika dengan pemeriksaan secara endoskopi, pemeriksaan ultrasonografi dan pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan penyebab lain dari sakit maag.
Definisi dispepsia atau sakit maag fungsional yang dipublikasikan tahun lalu oleh pakar dunia di bidang penyakit lambung menyatakan orang yang mempunyai masalah dengan maag yang berupa nyeri atau rasa panas di daerah ulu hati, rasa penuh atau tidak nyaman setelah makan dan rasa cepat kenyang yang telah berlangsung minimal tiga bulan dan dalam rentang waktu enam bulan, keluhan itu dikategorikan sebagai sakit maag fungsional.
Sayangnya dispepsia fungsional ini berhubungan erat dengan faktor psikis. Berbagai penelitian bahkan telah membuktikan hubungan antara faktor fungsional dan faktor stres yang dialami seseorang terutama faktor kecemasan (ansietas). "Kecemasan dan stres berlebihan bisa membuat maag jenis ini semakin memburuk. Penderita akan bisa sembuh dengan tuntas, jika stres yang mereka derita hilang terlebih dahulu," tambah dia.
Bahkan beberapa penelitian, kata Fahrur, menunjukkan bahwa kejadian sakit maag yang fungsional ini lebih besar dari sakit maag organik yaitu mencapai 70-80 persen kasus sakit maag. "Biasanya orang stres akan malas makan. Karena malas itu membuat maag mereka susah disembuhkan. Padahal, sebenarnya maag itu bisa sembuh asalkan pasien disiplin," terang dia.
Ditambahkan Fahrur, maag ternyata penyakit yang tidak boleh disepelekan. Penyakit itu begitu riskan, sehingga perlu adanya kesadaran diri untuk mengatur pola makan agar tidak dibayangbayangi penyakit ini terus menerus. Penyakit maag yang dalam istilah medis dikenal dengan nama gastritis, sebagian besar orang pernah mengalaminya. Penyakit gastritis merupakan salah satu penyakit pada lambung dengan gejala utamanya berupa nyeri pada ulu hati.
Keluhan nyeri lambung dan mual-mual ketika terlambat makan, ternyata telah dirasakan Yulianti (29). Menurutnya, maag telah dideritanya sejak empat tahun lalu. Itu pun menurut dokter belum bisa disembuhkan karena tingkat stres yang dialaminya sangat tinggi. "Dokter juga mengatakan kalau maag saya bisa disembuhkan dengan tuntas, asalkan saya tidak stres dan teratur makan. Namun pekerjaan saya terkadang membuat stres tidak bisa dihindari. Jadilah hingga sekarang saya masih sering mengalami gangguan maag," kata wanita berjilbab ini.