"Kalau selera musiknya nggak banget, karena masih kebarat-baratan," ujar Sujiwo Tejo di sela acara Mufakat Kebudayaan di Cafe Tea Addict, Gunawarman, Kebayoran Baru, Jakarta, Minggu (26/7/2009).
Sujiwo juga menyayangkan musisi-musisi semacam Mbah Surip tidak mengubah musik reggae yang dimainkan. Perubahan yang dia maksud seperti musik trambon yang diubah menjadi tanjidor.
"Trambon kan kita olah jadi tanjidor. Portugis masuk dengan biolanya, kita jadikan musik keroncong. Kalau reggae dan R&B masuk Indonesia, keluar jadi R&B dan reggae juga," sesalnya.