"Dengan adanya pemberitaan itu, banyak orang yang bertanya kepada saya, seolah-olah Planjan seperti sarang teroris," katanya, menanggapi informasi tentang warganya, Akhmad Yani (45), yang dicari Densus 88 karena diduga terlibat jaringan terorisme, Kamis (30/7).
Lebih lanjut, Subanul mengharapkan agar media massa dapat bersikap lebih bijak dalam pemberitaan terkait terorisme khususnya mengenai dugaan akan keterlibatan seseorang.
"Karena itu berdampak terhadap keluarga yang sama sekali tidak tahu apa masalah sebenarnya," tegas dia.
Dalam kasus Akhmad Yani, kata dia, pemberitaan media tidak hanya membuat resah keluarga Akhmad Yani tetapi juga masyarakat Desa Planjan.
"Kalau ada pemberitaan keluarga Akhmad Yani melarikan diri, setahu saya keluarga mereka memang sudah lama merencanakan untuk pindah ke Kendal. Apalagi rumahnya di sini sudah dijual," ungkap dia.