Meski namanya Lumpia Tugu, tetapi jangan mengira jika yang disajikan di kedai ini hanya lumpia goreng saja. Di kedai milik Sucipto ini terdapat enam jenis gorengan yang menjadi pilihan, yakni lumpia, risoles, pastel, martabak mini, pisang cokelat dan sosis Solo.
Dari enam jenis gorengan yang dijual oleh Sucipto, Malang Post memilih lumpia dan pisang cokelat sebagai menu yang wajib dijajal. Pasalnya lumpia dan pisang cokelat hasil kreasi pria kelahiran Malang 28 Agustus 1970 ini memiliki rasa yang khas dan berbeda dengan jajanan di tempat lain.
Sucipto mengatakan sudah banyak pelanggannya yang ketagihan dengan gorengan lumpia. Dalam sehari, khusus di kedai pusat Lumpia Tugu yang berada di Jalan Raya Sulfat, Sucipto bisa menjual 300 lumpia sekaligus. Bahkan salah satu pelanggannya asli Semarang mengakui jika lumpia buatan Sucipto lebih enak dibanding lumpia Semarang.
“Saya juga heran, kata salah satu pelanggan yang berasal dari Semarang, lumpia bikinan saya lebih enak dari lumpia Semarang. Padahal Semarang kan pusatnya lumpia,” ujar Sucipto pada Malang Post.
Karena lumpia basah (sebelum digoreng) bisa bertahan hingga tiga hari, banyak pelanggannya yang berasal dari luar kota menjadikan Lumpia Tugu sebagai oleh-oleh untuk kerabatnya. Tak tanggung-tanggung ada juga pelanggan yang minta dipaketkan lumpia basah ke kota asalnya agar bisa tetap menikmati kelezatan Lumpia Tugu.
Dibanding dengan gorengan biasa, harga produk Lumpia Tugu memang terkesan mahal. Tetapi harga ini sebanding dengan porsi dan kelezatan rasa gorengan Lumpia Tugu. Satu porsi gorengan sudah cukup menjadi teman minum teh di sore hari. Buktikan saja!