Jum'at, 31 Januari 2025

Kuliner Di Jogja Bukan Hanya Gudeg dan Bakpia

Kuliner Di Jogja Bukan Hanya Gudeg dan Bakpia

GAYA HIDUP
10 Agustus 2009, 13:46 WIB
Cuplik.Com - Bagi anda yang gemar berwisata boga, rasanya kurang lengkap kalau belum menikmati sejumlah pusaka kuliner tradisional Yogyakarta yang sesungguhnya sangat beragam mulai drai jenis, rasa, hingga harga. Nah, sebelum anda sungguh-sungguh menikmatinya, tak ada salahnya menyimak referensi hasil penelusuran Travel Club di berbagai penjuru Yogya berikut ini.

Biasanya, kendala wisatawan ketika ingin menyantap hidangan apa saja di Yogya adalah rasa makanannya rata-rata manis. Padahal seabrek makanan ada yang tidak manis sama sekali. Kalaupun ada, unsur manis sangatlah sedikit, contohnya nasi brongkos. Di pusat kota, tepatnya Jl. Gading No. 2 (sebelah Alun-alun Selatan), ada penjual sayur bernama Brongkos yang eksis berjualan sejak tahun 70-an.

Umumnya, brongkos terdiri dari kacang tholo (seperti kacang hijau tapi berwarna merah), tahu putih, dan daging sapi/tetelan dipotong kecil-kecil dimasak dengan aneka bumbu (salah satunya adalah kluwek) sehingga warna sayurnya adalah hitam pekat. Rasanya gurih dan tidak manis sama sekali. Lauk tambahannya rata-rata adalah ayam/daging bacem, atau telor ayam (bulat warna coklat). Seporsi brongkos dengan lauk tahu dan telor rata-rata dijual seharga Rp 3.000saja termasuk nasi. Sangat terjangkau bukan untuk sebuah kelezatan yang sudah melegenda?

Soto Lenthok, adalah seporsi soto ayam kuah bening lengkap dengan irisan kol, tomat, taoge pendek, daun bawang, suwiran ayam dll. Yang membuatnya khas adalah dalam tiap soto akan ditambahkan irisan/bulatan utuh lenthok, semacam perkedel yang terbuat dari singkong yang direbus, lalu ditumbuk, dicampur bumbu dan digoreng. Rasanya? Buktikan sendiri! Segar, gurih, dan lagi-lagi tidak ada jejak rasa manis. Kalau anda terlanjur jatuh cinta pada makanan lenthok, beli saja di penjual soto beberapa buah atau memesannya secara khusus.

Lotek dan gado-gado. Memang benar rata-rata daerah di Indonesia memiliki hidangan bernama gado-gado atau bahkan lotek, tapi coba anda lebih teliti lagi. Pastilah bahan, racikan dan tentu saja rasa berbeda-beda. Demikian pula dengan lotek dan gado-gado khas Jogja.

Sate-sate Unik

Pernahkah anda menyantap sate sapi manis, dimakan dengan irisan lontong/ketupat disajikan dengan sayur lombok ijo (sayur tempe, cabe hijau dimasak dengan kuah santan)? Kalau belum dan penasaran seperti apa lezatnya, cobalah ke Alun-alun Kota Gede, Yogyakarta. Konon, sate tersebut pertama dijual oleh Bpk. Karyo Semito, sekitar tahun 1948, dengan berkeliling. Kini setiap hari, mulai jam 6 petang sampai malam hari sejumlah pedagang Sate Karang mangkal di sana. Seporsinya cuma Rp 14.000.

Sate unik lain dari pusaka kuliner Yogya adalah Sate Jaran dan Tongseng Kopyok. Sate jaran adalah nama lain dari sate (daging) kuda. Sementara Tongseng Kopyok adalah tongseng yang penyajian dagingnya ditusuk seperti sate umumnya, dan disajikan dengan campuran aneka bumbu serta telur yang dikocok. Dagingnya bisa anda pilih mulai dari ayam, sapi sampai daging kelinci. Hidangan unik ini bisa anda temui di kawasan wisata Kaliurang. Atau Sate Klathak di Kecamatan Plered, Kabupaten Bantul, yakni sate kambing berukuran besar-besar, yang proses memasaknya hanya dibumbui garam dan dibakar setelah ditusuk dengan jeruji sepeda.

Panganan Tradisional Legendaris

Ingin snack tradisional Yogya selain bakpia patuk? Minimal ada dua jenis yang harus anda coba: jadah tempe/tahu dan geplak Bantul. Jadah adalah semacam uli (di Jakarta/Jawa Barat), tapi dijamin anda tak menyesal mencobanya. Karena jadah Kaliurang memang pulen, lengket, dan tentu saja gurih. Ini tak lepas dari perjuangan Mbah Carik yang dikenal sebagai orang pertama pembuat jadah (Kaliurang) sekitar tahun 1950-an hingga membuat Sri Sultan Hamengkubuwono IX kala itu jatuh hati dan menggemari makanan ini. Harga per prosi (isi 10 pasang) rata-rata hanya Rp 6.000-Rp10.000-an.

Geplak warna-warni. Rasanya memang super manis. Tapi tak ada salahnya anda coba. Terbuat dari tepung beras, parutan kelapa, gula, perasa, dan pewarna ini konon dibuat pertama kali oleh Ny. Pawirodinomo tahun 1912. Kalau tak mau eneg, nikmatilah bersama teh atau kopi pahit sembari santai di sore hari.

Modif & “Nyeleneh”

Anak muda Jogja terkenal dengan kreativitasnya, rasanya itu bukan ungkapan jumawa. Bahasan plesetan yang sudah me-nasional misalnya, lahir dari krativitas anak muda Yogya. Demikian pula dengan dunia kuliner, baik tradisional maupun modifikasi makanan modern. Mau bukti? Ini dia…

Di Gunungkidul, ada makanan sejenis rengginang tapi terbuat dari saripati singkong, namanya Pathilo (pati telo = saripati ketela/singkong). Yang lebih nyeleneh lagi Walang Goreng, belalang goreng yang biasanya dijual satu renceng dengan harga sangat murah, di kawasan Jl. Wonosari-Semanu.

Dari Kabupaten Sleman, ada belut goreng nan gurih lagi renyah sebagai camilan lauk andalan. Kalau ingin yang unik, anda bisa hunting panganan bernama Cethil, sebuah makanan berbahan tepung beras sebesar biji kelereng. Biasanya dijual di pasar-pasar tradisional sebagai pelengkap sesaji. Tapi bisa juga dipakai sebagai snack biasa.

Dan rasanya kurang pas kalau menginap beberapa hari di Kota Yogya tak sempat mencoba Nasi Kucing (sekepal nasi pulen + lauk oseng tempe/oseng usus, dll) seharga Rp. 1.000,–sejak dulu kala harga ini tidak pernah berubah. Yang berubah rata-rata lauk tambahannya: sate telor puyuh, tahu tempe bacem, dll. Nikmati bersama teh (manis) jahe hangat yang mengepul sambil menikmati suasana malam. Anda bisa pilih mulai dari angkringan pinggiran jalan di berbagai sudut kota, atau mau yang bernuansa kafe di Jl. Timoho, semua ada.

Bahkan kalau anda kangen ayam goreng fast food, sesekali cobalah KFC ala kaki lima yang disajikan dengan macam-macam lalapan dan sambel tradisional. Biar modifikasi, tapi tetep uenak lho… Hayo… tunggu apalagi? Segeralah pesan tiket ke Yogya. Dan puaskan lidah anda dengan rupa-rupa kuliner khas nan legendaris yang ada di sana!


Penulis :
Editor :

Tag :

CURHAT RAKYAT

Ikan gurame terbesar sedunia di Bandung

Ikan gurame ini saya pelihara dari seukuran silet hingga besar seperti ini dalam waktu 5 tahun. Ikan gurame ini jenis bastar & berkelamin betina.

Rilis Lagu Terbaru, Miss Merry Riana Ungkap Fakta

Fakta mengejutkan terungkap dari Miss Merry Riana. Siapa sangka Entrepreneur, Investor dan Content Creator ini menyanyikan sebuah lagu rohani? Berawal di akhir bulan Januari 2023, pada saat itu Produser Impact Music Indonesia, Alberd Tanoni meminta Ms

Workshop Gerabah Sitiwinangun Kabupaten Cirebon

Sitiwinangun adalah nama sebuah Desa yang terletak di Kecamatan Jamblang, Kabupaten Cirebon. Desa ini sudah lama dikenal sebagai pusat kerajinan gerabah terbesar dan masih bertahan di wilayah Kabupaten Cirebon. Dapat dikatakan kerajinan gerabah Sitiwi

TERBARU LAINNYA

IKLAN BARIS

layanan terapi hati ,kesembuhan luka batin,fobia,anxiety ,cemas, hidup sial,tak bahagia ,rezeki seret,psikomatik dan semua yang urusan pikiran ,bisa konsultasi wa 0813 5227 9928 /bang rudy insyaalllah
Ruqyah Islami wilayah Indramayu dan sekitarnya, Hub Ustadz ARI wa 0877-2411-1128
Hadir FRENDOT jasa pembuatan stiker, kalender, plakat, cetak ID card dan banyak lainnya lokasi depan RS MM Indramayu
Bakso Goyang Lidah depan Gardu Induk Singajaya, menggoda selera. Kualitas Daging Sapi terjamin.
Jasa Foto / Video Wedding dan Prewedding, Live Streaming Indramayu dan sekitarnya, Harga Terjangkau Kualitas Cemerlang. Cuplik Production WA 081312829503