Dari jumlah tersebut, sebanyak 70 orang berasal dari Sumsel, sedangkan 15 orang sisanya berasal dari Bandung, Kalimantan, Bali, dan daerah lainnya di luar Sumsel. Anak-anak yang lolos seleksi masuk sekolah internasional ini, memang, adalah anak-anak dari orangtua yang tidak mampu. Mereka rata-rata para pedagang jeruk, tetapi ada juga pegawai yang termasuk kurang mampu.
Gubernur Sumsel Alex Noerdin menyatakan, banyak anak-anak pintar, tetapi tidak mampu karena tidak mempunyai kesempatan masuk sekolah unggulan. Selama ini, kata dia, yang bisa masuk sekolah tersebut hanya anak-anak orang kaya. Karena itu di Sumsel diadakan sekolah internasional untuk anak-anak kurang mampu, ujarnya. Selain pintar, anak-anak yang lolos seleksi masuk sekolah internasional ini juga mempunyai jiwa kepemimpinan dan berperilaku baik kepada masyarakat. Sekolah internasional ini merupakan yang terbaik dan guru-gurunya juga yang terbaik, demikian kata Alex.