Selasa, 4 Maret 2025

Kuliner Ekstrim : Ulat Sagu yang Berdenyut-denyut

Kuliner Ekstrim : Ulat Sagu yang Berdenyut-denyut

GAYA HIDUP
16 Agustus 2009, 10:28 WIB
Cuplik.Com -

Ini cerita tentang salah satu sumber protein yang sangat baik, terlepas dari rupanya, untuk kita. Nama latinnya Rhynchophorus ferruginenus atau lebih dikenal sebagai ‘ulat sagu‘. Ulat ini adalah larva dari kumbang merah kelapa. Sebagai sumber protein ulat sagu bisa dijadikan bahan subsitusi pakan ternak atau juga lauk bergizi yang bebas kolesterol. Kandungan protein ulat sagu sekitar 9,34%, sedangkan pakan berbahan utama ulat sagu sekitar 27,77%. Selain kandungan protein yang cukup tinggi, ulat sagu juga mengandung beberapa asam amino esensial, seperti asam aspartat (1,84%), asam glutamat (2,72%), tirosin (1,87%), lisin (1,97%), dan methionin (1,07%).

Ulat ini hidup di batang sagu yang membusuk. Biasanya ia akan muncul pada batang pohon yang telah selesai dipangkur. Membusuknya batang pohon akan memancing kedatangan kawanan kumbang untuk bertelur di sana. Nah, ulat yang berasal dari telur yang menetas itulah yang akan menjadi santapan lezat orang Kamoro, Papua.

Setiap perempuan Suku Kamoro diwajibkan mencari sagu setiap hari. Sagu tetap menjadi pilihan utama makanan pokok masyarakat ini meski mereka telah mengenal beras. Pada sagu yang berbentuk lontong, sebelum dimasak harus dibelah terlebih dahulu untuk memasukkan ulat sagu sebagai isinya. Selain terasa lezat, masyarakat Kamoro juga meyakini ulat sagu bisa menjadi makanan suplemen untuk kesehatan mereka. Proteinnya yang tinggi serta tidak mengandung kolesterol dan lemak dapat menjadi penambah tenaga.

Orang Kamoro meyakini ulat sagu, yang dalam bahasa setempat disebut ‘koo‘, mengandung banyak vitamin. Semakin banyak menyantap ulat sagu, akan semakin sehat dan besar serta perkasa pula tubuh mereka.

Ulat sagu ini juga dapat dimakan dengan cara dibakar. Ulat sagu itu ditusuk seperti satai lalu dipanggang, atau dimasukkan ke dalam bola sagu yang kemudian dibakar sekitar setengah jam hingga ulat matang di dalamnya. Hidangan yang disebut ‘manggia‘ ini ternyata sungguh lezat. Tubuh ulat sagu yang melumer meninggalkan rasa gurih nan legit di lidah. Sedangkan bagian kepalanya yang renyah mengingatkan kita pada rasa kulit ari jagung yang terbakar saat dibuat berondong (pop corn).

Selain dibakar, ulat ini pun nikmat dibuat sambal ulat sagu yang pedas dan asam menyegarkan. Bahkan, kalau suka, dimakan mentah atau hidup-hidup pun jadi!

Bentuknya sangat lucu. Badannya gendut berwarna putih, sedangkan kepalanya berwarna coklat tua mengilap. Kalau berjalan, terlihat seperti sedang menari perut. Menurut mereka yang pernah mencicipinya, setelah digigit di dalam mulut, mengalir juice dari dalam ulat yang terasa manis dan kulitnya yang renyah. Rasanya mirip dengan buah lengkeng dan tekstur kulitnya mirip dengan buah leci atau rambutan.
Masyarakat pribumi di Sarawak dan Sabah menyebutnya sebagai ulat mulung. Di Pasar Tamu Serian, ulat mulung ini dijual seharga 20 sen seekor atau RM30 sekilogram.

Di Kabanjahe, Sumatera Utara, ulat sagu disebut ‘kidu’. Bondan Winarno dan William Wongso termasuk yang pernah mencicipi kidu. Menurut Bondan, rasanya seperti santan, gurih. Di daerah Blora, ada tempat makan yang menyajikan menu “cah kangkung ulat sagu”. Rasanya pedas dan gurih. Di Tanah Grogot, Kalimantan Timur, ulat sagu diolah menjadi ‘gulai ulat sagu’. Ulat sagunya gemuk-gemuk dan besar.

Sejujurnya, saya sukar membayangkan rasa hewan berwarna putih yang tubuhnya seperti tak henti berdenyut itu. Apalagi bila harus menyantapnya hidup-hidup seperti kebiasaan orang Kamoro!

Penasaran pingin nyoba? Di Bandung juga ada kok. ”Ulat sagu goreng kering”, di lapo/RM Medan, jl. Siliwangi. Satu porsi Rp. 47.000, isi 8 ekor ulat. Katanya sih, rasanya gurih seperti ayam goreng dibalut tepung.


Penulis :
Editor :

Tag :

CURHAT RAKYAT

Ikan gurame terbesar sedunia di Bandung

Ikan gurame ini saya pelihara dari seukuran silet hingga besar seperti ini dalam waktu 5 tahun. Ikan gurame ini jenis bastar & berkelamin betina.

Kemenparekraf Gandeng Merry Riana Group Tingkatkan

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) kembali menjalin kerja sama dengan Merry Riana Group dalam upaya meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) ekonomi kreatif. Kolaborasi ini bermula dari kunjungan Menteri Pariwisata dan E

Workshop Gerabah Sitiwinangun Kabupaten Cirebon

Sitiwinangun adalah nama sebuah Desa yang terletak di Kecamatan Jamblang, Kabupaten Cirebon. Desa ini sudah lama dikenal sebagai pusat kerajinan gerabah terbesar dan masih bertahan di wilayah Kabupaten Cirebon. Dapat dikatakan kerajinan gerabah Sitiwi

TERBARU LAINNYA

IKLAN BARIS

Hadir FRENDOT jasa pembuatan stiker, kalender, plakat, cetak ID card dan banyak lainnya lokasi depan RS MM Indramayu
layanan terapi hati ,kesembuhan luka batin,fobia,anxiety ,cemas, hidup sial,tak bahagia ,rezeki seret,psikomatik dan semua yang urusan pikiran ,bisa konsultasi wa 0813 5227 9928 /bang rudy insyaalllah
Jasa Foto / Video Wedding dan Prewedding, Live Streaming Indramayu dan sekitarnya, Harga Terjangkau Kualitas Cemerlang. Cuplik Production WA 081312829503
Bakso Goyang Lidah depan Gardu Induk Singajaya, menggoda selera. Kualitas Daging Sapi terjamin.
Ruqyah Islami wilayah Indramayu dan sekitarnya, Hub Ustadz ARI wa 0877-2411-1128