"Masuknya BI ke pasar melepas cadangan dollar mendorong rupiah menguat setelah dua hari lalu terpuruk hingga jauh di atas angka Rp 10.000 per dollar, " kata Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib di Jakarta, Kamis.
Nilai tukar rupiah menguat menjadi Rp 10.035-Rp 10.055 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp 10.080-Rp 10.095 atau naik 55 poin.
Kostaman Thayib mengatakan, rupiah diperkirakan akan kembali menguat pada hari berikutnya, karena tekanan pasar mulai berkurang, setelah pelaku asing mengetahui bahwa bursa modal Indonesia mengalami kenaikan akibat membaiknya bursa regional. "Faktor utama yang mendorong bursa regional menguat akibat membaiknya bursa Wall Street yang didukung oleh membaiknya salah satu indikator ekonomi AS," ucapnya.
Menurut Kostaman, pasar uang domestik mulai membaik, karena pelaku pasar mengurangi tekanannya, sehingga rupiah bisa menguat meski kenaikannnya lebih kecil dibanding penurunan pada sesi pagi. "Karena itu, peluang rupiah untuk kembali menguat cukup besar," ujarnya.
Faktor fundamental ekonomi makro Indonesia yang cukup baik dan kecenderungan penurunan suku bunga BI Rate untuk mendorong sektor riil tumbuh merupakan alasan utama bagi pelaku pasar untuk kembali membeli rupiah. "Apalagi pembelian obligasi dolar oleh pelaku pasar asing mulai berkurang, setelah bursa saham Indonesia terus menguat mengikuti pergerakan bursa regional yang terus membaik," tuturnya.
Rupiah, lanjut dia diperkirakan akan dapat mendekati angka Rp 10.000 per dollar bahkan bisa dibawah angka tersebut kalau melihat tekanan pasar yang makin berkurang. "Kami memperkirakan rupiah akan kembali menguat hingga dibawah angka Rp 10.000 per dollar, apabila pasar seperti masih terjadi pada hari berikutnya," ucapnya.
Sementara itu dollar terhadap yen naik menjadi 94,32 yen dari sebelumnya 94,03 di New York dan. Euro menjadi 134,11 yen terhadap 133,72 yen. "Kenaikan dollar itu terjadi apabila saham Shanghai bergerak naik, investor akan mulai menjual yen." kata Kostaman Thayib.