I Gede Arya Pardita, selaku salah satu penggagas acara menjelaskan, event ini bukanlah demo, atau acara penghujatan terhadap pihak-pihak tertentu, terkait adanya klaim Tari Pendet sebagai unsur kesenian negara lain beberapa waktu lalu.
"Tujuan acara ini adalah mengajak orang untuk berpartisipasi dalam kegiatan budaya. Bukannya memanas-manasi suasana, tetapi mengajak rakyat Indonesia peduli dengan tari Pendet," ujarnya.
Arya memaparkan, Tari Pendet merupakan bentuk tarian dasar Bali, yang dipelajari sejak awal oleh anak-anak di Bali. "Sejarahnya, untuk ritual di Pura sebagai tari pembuka prosesi ritual yang tinggi. Aslinya, tarian ini ditarikan 4 sampai 5 penari gaids muda yang belum puber," jelasnya.
Menurut Arya, Tari Pendet bertujuan untuk menyambut turunnya Tuhan dalam wujud para Dewa yang disambut oleh bidadari (penari) yang membawa bunga dan dilemparkan ke udara beberapa kali. "Tari ini tidak jelas siapa penciptanya, dan sejak 1968 telah diciptakan berbagai variasi Tari Pendet, hingga berkembang untuk tujuan pariwisata," jelasnya.
Di dalam acara ini, juga dilakukan pengumpulan tandatangan pengunjung sebagai bentuk solidaritas terhadap Tari Pendet, di dalam bentangan kain putih panjang.