Gubernur Riau, Rusli Zainal, yang menghadiri perayaan hari kemerdekaan Malaysia yang diadakan Konsulat Malaysia di Pekanbaru, Selasa (1/9), tak dapat berkomentar banyak atas kasus ini. Ia menyerahkan sepenuhnya kepada pemerintah pusat. Sementara itu, masyarakat Riau menanggapi serius promosi tersebut.
Informasi mengenai promosi pariwisata yang dimuat oleh www.traveljournals.net dan www.osvaja.net menyebutkan bahwa Pulau Jemur sebagai destinasi wisata Negara Bagian Selanggor, Malaysia.
Dalam situs http://www.traveljournals.net dicantumkan lokasi dan peta Pulau Jemur yang dikatakan masuk dalam wilayah Selangor, Malaysia. Hanya saja, tidak bisa diketahui informasi mengenai penanggung jawab laman pariwisata tersebut.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Biro Humas Pemprov Riau Zulkarnain Kadir di Pekanbaru, Senin (31/8) meluruskan informasi yang menyesatkan di laman Internet tersebut bahwa Pulau Jemur merupakan bagian Indonesia.
Ia mengatakan pulau itu bagian dari Kabupaten Rokan Hilir yang sudah dilengkapi dengan berbagai infrastuktur oleh pemerintah setempat.
"Pemerintah Riau dan Rokan Hilir juga menjadikan Pulau Jemur sebagai salah satu ikon wisata di provinsi ini. Jadi tidak benar klaim milik Malaysia tersebut," katanya.
Ia menjelaskan, Pulau Jemur berada di gugusan Kepulauan Arwah di perairan Kabupaten Rokan Hilir. Pulau tersebut merupakan pulau terluas yang mencapai 2,5 kilometer persegi.
Menurut dia, kawasan tersebut sudah lama dijadikan sebagai salah satu objek wisata andalan di Riau. Karena itu, klaim Pulau Jemur sebagai salah satu daerah tujuan wisata Negeri Jiran merupakan kerugian bagi Indonesia, khususnya Riau.
Sebelumnya, Malaysia telah mencaplok Pulau Sipadan dan Ligitan, dua pulau di sebelah timur Kalimantan pada 2002 silam melalui pengadilan Mahkamah Internasional
Hubungan Indonesia-Malaysia berkali-kali mengalami pasang surut. Tak hanya menyangkut masalah TKI, tapi juga soal pencurian seni budaya dan, juga pelanggaran wilayah perbatasan. Mei 2009 lalu, kapal perang Malaysia mencoba memasuki Indonesia di wilayah perairan Ambalat, Kalimantan Timur. Awak kapal perang Malaysia tak merasa melewati batas wilayah Indonesia. Meski demikian, kapal perang Malaysia itu berhasil diusir. Pemerintah Indonesia lantas menegaskan akan tetap mempertahankan Pulau Ambalat sebagai wilayah kedaulatan Indonesia. Bahkan Komisi Pertahanan dan Keamanan DPR beraksi dengan mengirimkan tim khusus ke Malaysia untuk menyatakan sikap protes ke negeri jiran tersebut.