cuplik.com - Jakarta – Penjaringan capres sekaligus cawapres yang dilakukan Partai Golkar (PG) dianggap sebagai indikasi partai berlambang pohon beringin tersebut akan meninggalkan pemerintahan. Bila PG hengkang dari sisi Partai Demokrat (PD), SBY akan kesulitan menghadapi sisa pemerintahan yang tinggal beberapa bulan lagi.
Â
Hal ini dikatakan oleh Muhammad Qodari, Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari, Jakarta, Jumat (20/2).
Â
“Kini, memang tinggal bagaimana Golkar bersikap. Bila masih yakin dengan hubungan politik kedua partai, Golkar akan terus memback up habis-habisan pemerintahannya SBY. Namun, bila tidak
yakin, pastinya Golkar tidak akan turut campur dalam sisa pemerintahan SBY. Untuk para pembantu SBY (menteri), akan tetap melihat. Apakah akan pro ke blok Demokrat, Golkar, PDIP atau yang lainnya, “ ucapnya.
Â
Sebenarnya, ujar Qodari, kepastian Golkar mendukung SBY lagi atau tidak, hanya masalah hubungan yang pasang surut saja. Tetapi, bila melihat PG sekarang ini yang merasa disepelekan dan terkesan ‘digantung’. Maka, kemungkinan besar tidak akan mendukung kinerja SBY.
Â
Saat ini, lanjutnya, PD yang memayungi SBY memang seakan ditinggalkan oleh partai-partai yang sejak 5 tahun kebelakang mendukung penuh. Diantaranya PPP dan PKS, serta disusul PG yang saat ini arus bawah internalnya mendesak untuk mengusung capres internal partainya.
Â
Menjelang pemilu, ujar Qodari, memang sedang pede-pedenya, SBY pasti akan maju pada Pilpres mendatang. “Kini, tinggal dengan siapakah SBY akan bersanding? Kemungkinan besar, bila perolehan suara mendatang PD memiliki suara di atas 20 % pendampingnya akan non Demokrat. Sedangkan, bila suara yang dicapai kurang dari 20 % akan berkoalisi dengan partai tengah, pungkasnya.