cuplik.com - Jakarta - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Kamis sore merosot jauh di atas angka Rp 12.000 per dolar AS, akibat tingginya kebutuhan dolar di pasar domestik. Sementara pemasok dolar saat ini hanya Bank Indonesia (BI).
Analis Valas PT Bank Himpunan Saudara Tbk, Rully Nova di Jakarta, Kamis mengatakan, seretnya pasokan dolar merupakan faktor utama yang menekan rupiah terus terpuruk.
"Rupiah diperkirakan akan terus terpuruk karena tekanan krisis global makin menekan pergerakan mata uang lokal itu, " ucapnya.
Karena itu, lanjut dia mata uang lokal itu akan terus menjauhi angka Rp 12.000 per dolar dan dalam pekan ini diperkirakan akan mendekati angka Rp 13.000 per dolar.
Kondisi ini kemungkinan bisa saja terjadi apabila BI tidak masuk ke pasar melakukan intervensi.
Tekanan global yang terjadi sampai saat ini sulit ditahan, karena hampir semua dolar yang diperdagangkan di pasar domestik makin berkurang, karena ditarik untuk membeli obligasi pemerintah Amerika Serikat.
"AS menerbitkan obligasi untuk memperoleh dana murah dari masyarakat guna mendorong pertumbuhan ekonomi AS lebih lanjut," tuturnya.
Rupiah makin terpuruk hingga mencapai angka Rp 12.060 per dolar AS bahkan sebelumnya sempat mencapai level Rp 12.075 per dolar AS, karena kebutuhan terus meningkat, sedangkan pemasok dolar hanya dari BI.
"Kami khawatir apabila pemerintah tidak melakukan terobosan baru untuk mengatasi tekanan pasar, maka rupiah akan semakin terpuruk hingga di atas angka Rp 13.000 per dolar AS," ucapnya.
Menurut dia, pemerintah harus dapat bekerja sama dengan bank yang memiliki stok dolar yang besar, apabila tekanan pasar makin kuat maka melalui kerjasama itu kebutuhan dolar dapat dipenuhi.
"Kami optimis pemerintah sebenarnya sudah memikirkan ke arah sana namun kerjasama itu masih belum terealisir dengan baik," ujarnya.