Jika ingin berjalan-jalan sendiri, jangan khawatir tersesat karena Anda dapat mengandalkan peta. Kota ini relatif teratur. Surya yang menyinggahi Sydney pekan lalu, tak terlalu sulit menemukan jalan dan gedung yang dituju. Ingin menyusuri perairan? Tersedia taksi air atau feri. Ingin berjalan-jalan di darat? Anda tak akan kehabisan pilihan.
Di Darling Harbour misalnya, ada lebih dari 130 toko menyediakan beraneka barang, mulai dari kulit, hasil kerajinan kaum Aborigin, hingga pakaian. Semua tertata apik menggoda mata. Sebagai tempat wisata, soal harga tentu sedikit mahal. Jika di tempat lain sebuah kaus dipatok delapan dolar Australia, di sini harus membayar 10 dolar Australia (sekitar Rp 77.000).
Saat hari gelap, pusat perbelanjaan itu mulai berkerlap-kerlip memancarkan cahaya, seperti ribuan kunang-kunang. Jangan lupa, di lokasi ini pun tersedia sejumlah hotel, puluhan kafe, dan restoran. Tersedia juga teater Imax dan Sydney Aquarium dan Museum Nasional Maritim. Anda bisa mengunjungi China Garden. Pepohonan rindang di sekitar pelabuhan cukup meneduhkan kepala saat sinar matahari kurang bersahabat.
Di sisi lain, sebuah kapal bersandar tak dipakai berlayar. Namun, jangan membayangkan kapal tersebut rusak dan dibiarkan teronggok. Kapal ini justru tampil genit disulap menjadi floating restaurant alias restoran terapung.
Di lokasi pantai lainnya berdiri megah Sydney Opera House, bangunan abad ke-20 yang unik dan terkenal. Gedung ini terletak di Bennelong Point di Sydney Harbour dekat Sydney Harbour Bridge.
Pemandangan kedua bangunan ini menjadi ikon tersendiri bagi Australia. Bagi jutaan turis yang datang, gedung ini memiliki daya tarik dalam ujud fisiknya yang mirip cangkang. Selain sebagai objek wisata, gedung ini difungsikan sebagai tempat pertunjukkan teater, balet, dan berbagai seni lainnya.
Tawaran amat menantang adalah mendaki lengkung jembatan –Sydney Harbour Bridge– setinggi 134 meter dari permukaan laut. Rute pendakian ini sepanjang 1.500 meter dan ditempuh sekitar 3,5 jam. Bagi yang menginap agak di tengah kota, bisa memilih bus atau taksi untuk mencapai Darling Harbour. Bisa juga menikmati perjalanan dengan monorel. Sayangnya, daerah yang bisa dijangkau dengan monorel amat terbatas.
Karena memang tujuannya hanya mengelilingi sejumlah titik sentral Sydney, maka monorel ini berjarak pendek, cuma melewati Cockle Bay, kawasan Harbourside, Market Street, George Street, Bathurst Street, kasino Star City, dan sebagainya. Tiket keliling dengan monorel cukup murah untuk kantong turis tajir, hanya enam dolar Australia (sekitar Rp 44.000).
Bagi warga berkantong cekak, naik bus atau jalan kaki beberapa kilometer menjadi pilihan paling masuk akal. Itu pula yang dilakukan Surya saat menyusuri wisata tepi pantai Sydney. Seperti kota-kota besar dunia lainnya, Sydney memiliki areal pedestrian tertata baik. Berjalan kaki beberapa kilometer tidak meletihkan karena trotoar terawat, udara bersih, dan cuaca Kota Sydney relatif bersahabat.
Sydney beriklim oceanic di mana saat musim dingin tidak terlalu dingin (17-20 derajat Celsius) dan pada musim panas tak terlalu menyengat (20-28 derajat Celsius). Namun bagi pejalan kaki sebaiknya menyiapkan payung. Sydney diguyur hujan sepanjang tahun, tak mengenal musim. Jangan heran, saat asyik berjalan di bawah cuaca mendung tiba-tiba hujan lembut turun. Lima menit kemudian hujan reda, lima menit berikutnya hujan turun lagi. Namun bagi pasangan yang sedang memadu kasih, suasana ini justru pas untuk tidak mencari tempat berteduh.
Mendaki Sydney Harbour Bridge
SYDNEY, kota terbesar di Australia, adalah kota tujuan wisata utama di negara benua. Di kota berpenduduk 5 juta jiwa lebih itu memiliki dua maskot utama, Sydney Harbour Bridge dan Opera House. Dari semua tempat tujuan wisata menarik di Kota Sydney, paling menantang -khususnya bagi yang bernyali besar- adalah tur mendaki Sydney Harbour Bridge setinggi 134 meter di atas permukaan laut.
Tur mendaki Sydney Harbour Bridge dimulai dari Cumberland Street Nomor 5 di kawasan The Rocks, seluruh prosesnya menghabiskan waktu 3,5 jam. Sesungguhnya proses menanjaknya sendiri tidak terlalu lama, tetapi karena didahului dengan pemeriksaan kesehatan, pelatihan menggunakan peralatan dan perlengkapan pengaman, menunggu giliran menanjak karena banyaknya peserta, serta sesi pemotretan dan menikmati suasana di puncak jembatan (yang pemandangannya luar biasa indah), akhirnya tur menghabiskan waktu 3,5 jam sejak mulai mendaftar.
Tur mendaki Sydney Harbour Bridge pertama kali dibuka 1 Oktober 1998. Peminatnya membeludag tidak hanya dari dalam negeri, juga dari luar negeri. Banyak pesohor dunia ikut tur mendaki Sydney Harbour Bridge, antara lain Sarah Ferguson, Kylie Minogue, hingga Matt Damon.
Empat tahun setelah tur mendaki Sydney Harbour Bridge dibuka, peserta ke-1.000.000 ditempati Elizabeth Farrington dari York, Inggris, pada 14 April 2003 pukul 10.45 waktu setempat.