Apapun namanya, kue mirip dadar telur ini sudah menjadi makanan favorit banyak orang. Asal tahu saja, crepes sudah dinobatkan sebagai salah satu ikon kuliner Prancis. Kata crepes berasal dari bahasa Latin ‘crispa’ yang berarti keriting. Makanan ini mulai dikenal di Brittany, sebuah wilayah di barat laut Prancis.
Menurut Sophie Ferloni dari Pusat Kebudayaan Prancis (CCCL) Surabaya, crepe merupakan hidangan khas pada Hari La Chandeleur, hari besar umat Katolik di Prancis, yang dirayakan setiap 2 Februari. Sehingga hari itu juga dikenal sebagai Hari Crepe.
“Ada keyakinan, bila seseorang bisa menangkap kembali crepe yang dilambungkan dari wajan dengan menggunakan tangan kiri, sementara tangan kanan menggenggam koin, orang itu akan kaya,” kata Sophie yang memeragakan cara membuat crepe di Sinar Supermarket Bintoro, Surabaya, pada pembukaan festival makanan Prancis L’assiette en fete.
Adonan dasar crepes tidak istimewa. Cukup mencampur tepung terigu, telur, susu cair, mentega dan sedikit garam. “Kami juga biasa menambahkan bir. Bukan untuk membuat mabuk, tetapi untuk mengembangkan adonan,” imbuh Sophie sambil mengaduk adonan crepes.
Cara membuatnya tak berbeda dengan membuat dadar telur. Bedanya, wajan crepes sangat datar. Di banyak kedai crepes, proses pembuatannya bisa menjadi atraksi yang memikat. Yakni ketika dadar crepes dilontarkan ke udara dan ditangkap lagi dengan wajan.
Isi crepes bermacam-macam. Biasanya adalah keju, asparagus, ham, bayam, telur, jamur, atau berbagai produk daging. Sementara crepe manis, biasanya sebagai makanan penutup (dessert), dinikmati dengan topping gula, cokelat, sirup, krim kocok, atau buah.
Crepes dihidangkan dengan bermacam bentuk. Ada yang dibiarkan terbuka dan bertumpuk begitu saja, digulung ataupun dilipat seperti amplop. Lalu diisi bahan filling atau disiram topping sesuai selera.