Kejatuhan indeks Dow Jones itu dipicu oleh ketakutan pasar bahwa pemerintah akan melakukan nasionalisasi sejumlah bank besar menyusul memburuknya kinerja lembaga keuangan itu, meski Washington sudah mengucurkan dana talangan cukup besar.
Kecemasan pasar akan kemungkinan nasionalisasi beberapa bank raksasa itu telah menekan indeks S&P 500 ke level terendah dalam 12 tahun. Namun ketakutan pasar itu mereda setelah muncul pernyataan pemerintah bahwa Washington akan tetap mendukung sistem kendali perbankan oleh swasta.
Tapi meskipun pernyataan pemerintah itu dapat menahan kejatuhan harga saham lebih dalam, pasar belum mendapat kepastian mengenai upaya pemerintah dalam membantu bank-bank yang 'berdarah'.
"Kami kehilangan kepercayaan karena pemerintah mengubah kebijakannya, dan jika itu terjadi (nasionalisasi), maka investor tidak akan menempatkan dananya lagi di pasar modal," ujar James Paulsen, chief investment strategist di Wells Capital Management di Minneapolis.
Citigroup dan Bank of America, yang termasuk dirumorkan bakal dinasionalisasi, harga sahamnya merosot masing-masing 22,3% dan 3,6%.
Sebelum pernyataan pemerintah itu, kedua saham ini malahan jatuh lebih dari 35%.
Gonjang-ganjing di sektor keuangan itu akhirnya membuat indeks Dow Jones jatuh 100,28 poin menjadi 7.365,67. Indeks Standard & Poor's 500 merosot 8,89 poin menjadi 770,05. Sementara indeks Nasdaq melemah 1,59 poin menjadi 1.441,23.