Anak-anak secara alamiah memiliki ketertarikan yang besar untuk bermain air. Tak heran, anak usia kurang dari lima tahun (balita) biasanya betah berlamalama di kamar mandi. Bahkan jika orangtuanya lengah, apalagi didukung sistem pengamanan rumah yang lemah, mereka bisa mencuri kesempatan bermain dengan kucuran air dari pancuran (shower) ataupun di bak mandi (bathtub).
Umumnya, orangtua yang memiliki anak balita memang senantiasa mendampingi buah hatinya saat mandi atau manakala ingin buang air besar (BAB) dan buang air kecil (BAK).
"Setiap anak saya ke kamar mandi, biasanya saya temani; atau saat BAB di kloset yang jongkok, saya bantu memegangi tangannya," ujar Fika, karyawati swasta yang memiliki putri berusia 2,5 tahun.
Penuturan serupa dikemukakan Eka. Untuk menghindari anak terpeleset di kamar mandi, ibu dengan tiga putra-putri ini mengupayakan lantai kamar mandi senantiasa kering.
Demikian halnya penulis buku Asma Nadia, dalam bukunya Catatan Hati Bunda juga mengungkapkan sekilas rasa paranoidnya manakala si kecil pergi ke kamar mandi sendiri. Alhasil, ibunda dari Adam, 8, dan Caca, 13, ini menetapkan aturan tidak boleh ke kamar mandi sendiri saat kedua anaknya itu masih balita. Indonesia memang belum memiliki data lengkap perihal kasus kecelakaan anak di kamar mandi.
Padahal, bahaya mengintai si mungil di balik licinnya lantai kamar mandi dan limpahan air dari shower ataupun di bathtub. Ambil contoh di Amerika. Setiap tahun terdapat 43.000 anak yang mengalami kecelakaan akibat terpeleset dan terjatuh di kamar mandi atau toilet.
Data lain menyebutkan, sekitar 120 anak per hari mendatangi unit gawat darurat rumah sakit akibat kecelakaan di kamar mandi, dengan usia terbanyak 4 tahun. Data yang bersumber dari laporan penelitian yang diterbitkan jurnal Pediatrics edisi Agustus tersebut, mengingatkan para orangtua untuk mewaspadai "bahaya" yang potensial terjadi dalam kehidupan sehari-hari di rumah.
Dokter Gary Smith dan timnya dari Center for Injury Research and Policy di Nationwide Children's Hospital di Ohio, mengaku tertarik meneliti maraknya kasus anak kecil terpeleset dan terjatuh. Untuk keperluan ini, Smith dan timnya menganalisis data National Electronic Injury Surveillance System milik Komisi Perlindungan Konsumen Amerika sejak 1990?2007.
Terdapat sekitar 791.200 kasus kecelakaan di kamar mandi yang menimpa anak-anak dan remaja usia kurang dari 18 di Amerika. Di antara 97,1 persen kasus kecelakaan anak di rumah, 71,3 persen di antaranya terjadi di kamar mandi. Adapun yang paling rawan adalah anak usia 4 tahun atau kurang dengan angka kejadian mencapai 54,3 persen.
Terjatuh, terpeleset, atau tersandung saat mencuci tangan atau berendam di bathtub paling sering menjadi penyebab luka kecelakaan tersebut. Sekitar 60 persen kejadian menyebabkan luka robek (seperti teriris atau tergores) pada kulit, dan lebih dari 20 persen merupakan luka keseleo atau mengenai jaringan lunak lainnya.Area yang paling sering terkena adalah wajah, yakni sekitar 50 persen dari kasus kecelakaan di kamar mandi, diikuti leher dan kepala yang berkisar 15 persen.
"Hal ini karena anak kecil cenderung suka melakukan gerakan menubruk ke depan. Mereka biasanya juga suka membentur-benturkan kepala dan wajahnya, sehingga berakhir dengan kecelakaan seperti tergores atau tercabik," kata Smith.
Pada sebagian besar kasus, sebenarnya orangtua masih mengawasi aktivitas dari anak-anak ini. Akan tetapi, menurut Smith, pengawasan dari orang dewasa saja ternyata tidak bisa 100 persen mencegah kecelakaan.
"Acap kecelakaan terjadi dengan sangat cepat hingga orangtua bahkan tidak punya cukup waktu mencegahnya," tukasnya.
Untuk itulah, Smith menyarankan pentingnya mencegah kecelakaan di toilet atau kamar mandi dengan menempatkan keset atau alas lantai yang tidak licin, baik di dalam maupun di pintu keluar kamar mandi. Bila perlu, pasanglah palang besi rendah untuk si kecil berpegangan saat di kamar mandi.
"Jadi, yang utama tetap kewaspadaan orangtua dalam mengawasi. Di sisi lain, diperlukan perancangan ulang bathtub dan shower yang lebih aman," timpal Direktur The Prevention Research Center di Yale University School of Medicine.
Nah, bagi keluarga yang memiliki anak kecil, masalah keamanan air hendaknya mendapat perhatian lebih. Di Amerika, tenggelam di kolam renang juga merupakan salah satu kasus kecelakaan rumahan terbanyak yang menimpa anak-anak.
Jika terdapat kolam renang di rumah, pasanglah pagar pengaman di sekelilingnya dan kuncilah. Jangan tinggalkan mainan di dekat kolam renang karena dapat membuat anak nekat memanjat pagar demi meraih mainan tersebut. Kasus tenggelam tak hanya bisa terjadi di kolam renang, di bathtub sekalipun anak bisa tenggelam, atau mungkin terpeleset di pancuran kamar mandi.
Kuncilah kamar mandi dan jangan biarkan anak berlama-lama berdiam di sekitar kolam atau kamar mandi. Tahun lalu, sebuah studi juga mengungkap kasus kecelakaan balita akibat dudukan kloset yang jumlahnya cukup banyak.