Cuplik.Com - Nilai tukar rupiah di pasar spot antarbank masih terus menguat seiring tertekannya dolar Amerika Serikat terhadap euro dan yen. Kondisi ini telah membuat rupiah mendekati ke level 9.300 per US$.
Pada pukul 08.40 WIB, dalam data transaksi valuta asing di Bloomberg, rupiah menguat 55 poin atau 0,58 persen ke 9.370 per US$. Sedangkan kurs tengah Bank Indonesia berada pada Rp 9.456 per US$.
Jim Ritterbusch, analis dari Ritterbusch and Associates menyatakan, nilai tukar dolar AS jatuh ke level yang rendah pada tahun ini.
Pasalnya, surat kabar Independent dari Inggris mengabarkan negara-negara Arab, China, Rusia, Jepang, dan Prancis, secara diam-diam bertemu untuk mengakhiri peran dolar AS sebagai mata uang yang digunakan dalam transaksi minyak.
"Kondisi ini akan membuat dolar semakin tertekan," kata dia seperti dikutip AP.
Selain itu, cadangan devisa per September 2009, mencapai US$ 62,29 miliar membuat rupiah terus tenangkat. Cadangan devisa ini cukup untuk membiayai 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah jangka pendek.
Pada jam yang sama, yen Jepang menguat drastis 0,36 persen ke 88,1900 per US$. Dolar Singapura 0,28 persen ke 1,3956 per US$. Sedangkan dolar Hong Kong menguat tipis 0,0006 persen ke 7,7500 per US$.
Sedangkan di pasar Eropa, mata uang euro melemah 0,19 persen ke US$ 1,4694, dan pound sterling melemah 0,17 persen ke US$ 1,5894.
Bank Indonesia pada pukul 08.30 memproyeksikan, likuiditas di pasar domestik hari ini naik dari Rp 25,9 triliun pada perdagangan kemarin, menjadi Rp 55,8 triliun.
Instrumen Operasi Pasar Terbuka yang jatuh tempo mencapai Rp 56,7 triliun. Naik dibandingkan dengan perdagangan sebelumnya, Rp 24,2 triliun. Serta excess reserve akhir hari tercatat naik menjadi Rp 1,5 triliun dari transaksi sebelumnya Rp 1,4 triliun.