Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Departemen Keuangan, Anggito Abimanyu mengungkapkan hal tersebut di Phuket , Thailand, Sabtu (21/2).
Menurut Anggito, pendekatan yang sudah dilakukan antara lain dengan Amerika Serikat dan ada kemungkinan dengan China . Ini dilakukan karena Indonesia tidak hanya membutuhkan mata uang dalam bentuk dollar AS tetapi juga mata uang lain.
Sementara ini, Indonesia sudah memiliki kesepakatan bilateral untuk pertukaran mata uang atau cadangan devisa dengan tiga Negara, yakni dengan China yang equivalent dengan 4 miliar dollar AS, kalau Jepang 6 miliar dollar AS, dan Korea Selatan 2 miliar dollar AS, ujar Anggito.
Hari ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berencana bertemu dengan Pejabat Sementara Menteri Keuangan Jepang untuk membicarakan penguatan kerjasama moneter dan fiscal kedua negara. Pertemuan dilakukan di Phuket , Thailand. Pertemuan ini diharapkana akan menghasilkan kenaikan nilai pertukaran cadangan devisa bilateral (BSA) antara Jepang dan Indonesia lebih dari 6 miliar dollar.
Jika BSA dengan Jepang dinaikkan, maka Indonesia akan mendapatkan tambahan cadangan devisa siaga yang diperoleh dari perjanjian regional, antara lain ASEAN Plus 3 Negara senilai 84 miliar dollar AS ditambah perjanjian BSA dengan Chi na, Korea Selatan, dan Jepang. Cadangan devisa perlu dinaikkan agar memberikan kepercayaan kepada pelaku pasar bahwa cadangan devisa Indonesia masih kuat, sehingga mencegah tindakan spekulasi terhadap nilai tukar rupiah.