Sabtu, 15 Maret 2025

Ribuan Karyawan di-PHK Pada Sektor Industri Besi dan Baja

Ribuan Karyawan di-PHK Pada Sektor Industri Besi dan Baja

EKONOMI
22 Februari 2009, 03:12 WIB
Cuplik.Com - Jakarta – Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) 18 ribu karyawan di sektor industri besi dan baja dan bangkrutnya 14 pabrik paku dinilai bukanlah faktor dumping melainkan akibat tingginya biaya produksi. Ekonomi melambat, permintaan pun menyusut.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi, mengungkapkan, akibat krisis, kemampuan masyarakat untuk membeli baja dan besi turun drastis. Sehingga, PHK terhadap 18 ribu karyawan di industri besi dan baja akibat krisis dan bukan faktor dumping.

Krisis yang melanda hampir semua negara, lanjut Sofjan, mendorong harga besi dan baja merosot tajam seiring penurunan pembangunan proyek konstruksi. “Jadi semua itu saya pikir, tidak lepas dari ekonomi dunia bukan dumping,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Jumat (20/2).

Pemerintah sebenarnya telah menahan serbuan produk baja impor dengan memberlakukan bea masuk cukup tinggi. Misalnya impor hot rolled coils alias baja canai panas (HRC) dari India dengan Bea Masuk Anti-Dumping (BMAD) antara 12,95-56,51%, serta impor dari Rusia dikenakan 5,58-49,47%.

Sementara untuk impor HRC dari Taiwan 0–37,02%, dan impor dari Thailand 7,52-27,44%. Menurutnya, sebelum BMAD diterapkan pun, pelaku industri baja seperti PT Krakatau Steel diproteksi sedemikian rupa sehingga mendekati monopoli.

Sofjan mengingatkan, soal PHK dan tutupnya pabrik paku, harus dilihat apakah benar-benar akibat krisis sehingga cost of production tinggi atau benar-benar faktor dumping. “Kita harus lebih jeli melihatnya,” ujarnya.

Pasalnya, jika ternyata negara luar tidak melakukan dumping melainkan akibat penurunan harga yang terimbas resesi ekonomi, tentu akan menjadi bumerang bagi ekonomi domestik.

Sofjan menegaskan penurunan harga-harga merupakah hal lumrah yang terjadi di semua negara. Akibatnya, barang-barang dilempar ke mana saja dengan harga yang murah termasuk ke Indonesia. “Itu bisa terjadi di mana-mana,” tukasnya.

Indonesia pun menurutnya, jika akan menjual barangnya ke luar negeri pasti dijual dengan harga yang lebih murah. Hal itu, menurut Sofjan bukan berarti Indonesia melakukan dumping.

Begitu juga dengan PHK di industri besi, akibat penciutan permintaan terhadap besi. Alhasil, berpengaruh pada murahnya harga akibat tidak seimbangnya suplai dengan demand. Jika ternyata mereka benar-benar melakukan dumping, mudah saja bagi Indonesia melakukan anti-dumping announcement. “Itu bisa saja kita lakukan,” katanya.

Sofjan mewanti-wanti, jangan sampai terjadi anti-dumping dengan alasan yang tidak tepat. Pasalnya, negara luar pun bisa membalas dengan perlakuan serupa. “Mereka juga bisa dumping barang-barang kita yang lain di negaranya. Kita larang mereka masuk, mereka juga larang barang-barang kita masuk ke sana,” paparnya.

Sofjan mencontohkan susu China yang dilarang masuk ke Indonesia. Akhirnya China pun melarang ikan-ikan Indonesia masuk ke negaranya. Untuk itu, Indonesia tidak boleh bertindak gegabah. Pemerintah harus betul-betul memperhatikan apakah dumping atau bukan. “Jangan asal proteksi tapi tidak jelas semua alasannya,” imbuhnya.

Bisa jadi, lanjut Sofjan, apa yang terjadi akibat tidak kompetitifnya barang-barang dalam negeri seiring terjadinya inefisiensi industri dalam negeri. Juga bisa jadi akibat melemahnya daya beli sehingga tidak ada yang bisa dijual oleh pihak industri. “Karena memang semua ekonomi menciut termasuk industri besi dan baja,” imbuhnya.

Untuk membangkitkan kembali industri baja, Sofjan menyarankan pemerintah menggenjot stimulus fiskal terutama sektor infrastruktur seperti jalan, perumahan, dan produksi mobil.

Jika stimulus sektor ini berjalan dengan baik, dengan sendirinya industri baja akan bangkit. Pasalnya, semua infrastruktur sangat berkaitan erat dengan besi dan baja. “Itu aja yang paling tepat,” pungkasnya.

Pemutusan hubungan kerja terhadap karyawan di sektor industri besi dan baja sudah mencapai 18 ribu orang. Saat ini ada sekitar 300 industri di sektor besi dan baja dengan 200 ribu tenaga kerja. Banyak pabrik mengurangi produksi, bahkan 14 pabrik paku sudah tutup disinyalir akibat serbuan barang impor yang lebih murah (dumping).


Penulis :
Editor :

Tag :

CURHAT RAKYAT

Kemenparekraf Gandeng Merry Riana Group Tingkatkan

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) kembali menjalin kerja sama dengan Merry Riana Group dalam upaya meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) ekonomi kreatif. Kolaborasi ini bermula dari kunjungan Menteri Pariwisata dan E

Ikan gurame terbesar sedunia di Bandung

Ikan gurame ini saya pelihara dari seukuran silet hingga besar seperti ini dalam waktu 5 tahun. Ikan gurame ini jenis bastar & berkelamin betina.

Rilis Lagu Terbaru, Miss Merry Riana Ungkap Fakta

Fakta mengejutkan terungkap dari Miss Merry Riana. Siapa sangka Entrepreneur, Investor dan Content Creator ini menyanyikan sebuah lagu rohani? Berawal di akhir bulan Januari 2023, pada saat itu Produser Impact Music Indonesia, Alberd Tanoni meminta Ms

TERBARU LAINNYA

IKLAN BARIS

Jasa Foto / Video Wedding dan Prewedding, Live Streaming Indramayu dan sekitarnya, Harga Terjangkau Kualitas Cemerlang. Cuplik Production WA 081312829503
Hadir FRENDOT jasa pembuatan stiker, kalender, plakat, cetak ID card dan banyak lainnya lokasi depan RS MM Indramayu
Ruqyah Islami wilayah Indramayu dan sekitarnya, Hub Ustadz ARI wa 0877-2411-1128
layanan terapi hati ,kesembuhan luka batin,fobia,anxiety ,cemas, hidup sial,tak bahagia ,rezeki seret,psikomatik dan semua yang urusan pikiran ,bisa konsultasi wa 0813 5227 9928 /bang rudy insyaalllah
Bakso Goyang Lidah depan Gardu Induk Singajaya, menggoda selera. Kualitas Daging Sapi terjamin.