Cuplik.Com - SLEMAN: Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, berencana mewujudkan dirinya menjadi '' kampus educopolis'', yaitu kampus dengan kondisi lingkungan yang kondusif untuk proses pembelajaran dalam konteks pengembangan sinergi interdisiplin dan tanggap terhadap isu ekologis.
Untuk itu, kata Rektor UGM Prof Ir Sudjarwadi MEng PhD, UGM telah melaksanakan penanaman pohon-pohon penghijauan, pembangunan pedestrian, dan penataan pedagang kaki lima menjadi pengusaha kecil yang direlokasi sesuai dengan konsep kampus educopolis.
''Dengan penataan ini, UGM semakin memberikan kesegaran bagi siapa pun yang masuk ke kampus, kata Rektor Sudjarwadi, dalam laporan Rektor tahun 2009 yang disampaikan dalam Rapat Universitas Gadjah Mada dalam rangka peringatan Dies Natalis ke-60, Sabtu (19/12). Acara digelar di gedung Grha Sabha Pramana lt II.
Lebih jauuh Rektor mengatakan konsep penataan kampus educopolis telah dituangkan dalam Rencana Induk Pengembangan (RIP, yang telah disesuaikan dengan Renstra UGM 2002– 2007, 2008 – 2012, dan mengacu pada semua rencana sebelumnya.
Menurut Rektor, semua ini dilakukan UGM untuk mengikuti perkembangan wilayah DI Yogyakarta, sehingga terjadi penyesuaian karakteristik kampus UGM dari yang sebelumnya bersifat rural, kemudian menjadi sebuah kampus urban dengan berbagai konsekuensinya.
Dalam laporanya setebal 17 halaman itu, Rektor menyebutkan UGM telah berhasil memberikan akses kepada mahasiswa S1 dan Diploma dari keluarga ekonomi kurang mampu, bantuan tersebut dalam bentuk beasiswa.
''Kategori beasiswa mencakup BOP dan bantuan pendidikan putra-putri dosen dan karyawan. Selain itu, disediakan pula beasiswa bagi mahasiswa berprestasi,'' kata dia.
Ia menjelaskan sejauh ini jumlah dana beasiswa seluruhnya yang disalurkan UGM mencapai Rp 18,7 miliar.
Berkaitan dengan beasiswa ini, Rektor juga menjelaskan lebih dari 60 persen mahasiswa pascasarjana mendapat dukungan beasiswa instansi, dan sejumlah kecil dari negara pengirim yang keseluruhan dananya berjumlah 104,89 miliar.
''Sumber beasiswa untuk mahasiswa S1 dan Diploma berjumlah 63 lembaga,'' katanya.
Rektor juga menyinggung reputasi internasional yang dimiliki UGM berdampak positif pada jumlah Nota Kesepahaman (MoU) yang telah ditandatangani UGM bersama institusi internasional.
Katanya, selama tahun 2009, UGM telah menandatangani MoU baru dengan 28 perguruan tinggi internasional dari Jepang, Korea Selatan, China, Hongkong, Mesir, Brasil, Namibia, Australia, Belanda, Prancis, dan Amerika Serikat.
''UGM melakukan aktivitas internasional dengan 59 negara dalam bentuk perjanjian kerja sama serta mobilitas mahasiswa, dosen, peneliti, dan pekerja asing,'' jelasnya.
Rektor menambahkan perjanjian kerja sama internasional berjumlah 342 dari 42 negara dan 14 asosiasi internasional.
Sementara itu, katanya, di UGM juga terdapat 680 mahasiswa peserta program gelar, 204 mahasiswa peserta program nongelar, 18 dosen asing secara langsung dan sejumlah besar tidak langsung, 23 peneliti asing, dan 3 orang tenaga asing.
Dengan demikian, katanya, orang asing yang mengikuti pendidikan atau bertugas di UGM per Desember 2009 ini berjumlah 928 orang.
