Ekspor Kopi Robusta Terancam

Cuplik.Com - Ekspor biji kopi robusta asal Lampung terancam ditolak Jepang karena badan karantina negara itu mengindikasikan kopi tersebut mengandung residu kimia carbaryl.

"Berdasarkan informasi dari beberapa eksportir bahwa sebagian kopi yang diekspor ke Jepang terindikasi mengandung carbaryl di atas batas ambang yang ditentukan oleh Pemerintah Jepang," kata Ketua Renlitbang BPD Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI) Lampung Muchtar Lutfie, di Bandarlampung, Rabu (23/12).

Informasi itu berdasarkan surat dari BPP AEKI tanggal 17 Desember 2009 terkait residu kimia carbaryl yang ditujukan kepada seluruh anggota AEKI di daerah. Menurut Muchtar, selain Lampung, eksportir dari Jawa Timur dan Sumatra Selatan juga melaporkan hal yang sama kepada BPP AEKI terkait penolakan Jepang tersebut.

Konsekuensinya, kata dia, bila kopi mengandung residu kimia di atas batas ambang yang telah ditentukan itu, Pemerintah Jepang akan memusnahkan atau mengembalikan komoditas tersebut. Menurut dia, berdasarkan "positive list system" yang berlaku di Jepang sejak pertengahan tahun 2006, carbaryl tidak termasuk 15 bahan agrokimia yang dilarang di Jepang. Meski demikian kandungan residunya tidak boleh melebihi batas ambang tertentu yakni 0,01 ppm.

Sehubungan dengan hal tersebut, ia meminta petani tidak menggunakan pestisida yang mengandung bahan kimia carbaryl sebagai bahan aktifnya yakni Sevin 85 S, Petrovin 85 WP dan Indovin 85 SP. Diantara ketiga pestisida tersebut yang paling banyak digunakan di Indonesia adalah sevin 85 S untuk pengendali hama beberapa jenis tanaman yakni jagung, lada, kacang tanah, kapas, tebu, kelapa, teh, kelapa sawit, tembakau dan kopi.

Muchtar mengatakan, carbaryl (Sevin 85 S) banyak dipakai untuk menyuburkan tanaman penyela (catch crop) di sekitar tanaman kopi seperti lada, jagung, sayuran dan lain-lain. Sehingga telah terjadi kontaminasi pada kopi saat pestisida tersebut dipakai pada tanaman penyela yang banyak di tanam pada kebun-kebun kopi di Lampung.

AEKI Lampung juga mengharapkan instansi terkait seperti Dinas Perkebunan untuk memberikan penyuluhan lebih intensif di sentra-sentra perkebunan kopi di Lampung. Sentra perkebunan kopi Lampung terdapat di Kabupaten Lampung Barat, Waykanan, Lampung Utara, dan Tanggamus. Hingga saat ini AEKI Lampung belum mengetahui eksportir daerah ini yang memberikan informasi terkait kopi yang terindikasi mengandung carbaryl.