Cuplik.Com - MOSKOW - Teror bom kembali mengguncang Rusia. Dua perempuan meledakkan bom bunuh diri di kereta api bawah tanah (metro) di Kota Moskow saat jam sibuk kemarin pagi (29/3). Sedikitnya, 38 orang tewas dan 64 lainnya luka-luka. Korban tewas itu belum termasuk pengebomnya. Ledakan tersebut menghentikan dan melumpuhkan aktivitas kota.
Itu serangan paling mematikan di ibu kota Rusia tersebut dalam satu dekade ini. Ironisnya, ledakan pertama terjadi di stasiun metro yang persis berada di bawah markas Badan Keamanan Federal (FSB), lembaga keamanan pengganti Cheka, NKVD, dan KGB di era Uni Soviet. Kantor pusat FSB itu juga merupakan bekas markas KGB.
Bom pertama meledak sekitar pukul 07.57 waktu setempat (pukul 10.57 WIB) di sebuah kereta yang berhenti di stasiun Lubyanka. Dari Kremlin (pusat pemerintahan atau kantor presiden), stasiun metro itu juga tidak terlalu jauh.
Sekitar setengah jam kemudian atau pukul 08.36 waktu setempat (pukul 11.36), ledakan mengguncang kereta di stasiun metro Park Kultury yang berlokasi di seberang Gorky Park, ikon kota di pinggir Sungai Moskow.
Para petugas penyelamat terlihat sibuk membawa kantong mayat dari stasiun kereta. Genangan darah dan potongan tubuh korban berceceran di dalam kereta maupun stasiun. Televisi pemerintah menayangkan penumpang yang panik dan bingung. Debu dan asap memenuhi terowongan stasiun.
Pasukan keamanan langsung menjaga lokasi sekitar stasiun Lubyanka dan Park Kultury setelah ledakan. Warga beramai-ramai datang ke lokasi untuk mencari tahu apakah keluarga mereka menjadi korban. Siaga keamanan diberlakukan di bandara dan stasiun kereta lain di Moskow. Polisi terus berpatroli di sejumlah tempat ramai.
Alexandra Antonova, editor kantor berita RIA-Novosti, menuturkan bahwa dirinya naik kereta yang baru saja meninggalkan stasiun Lubyanka ketika terjadi ledakan. ''Bunyi ledakan sangat keras dan memekakkan telinga saya. Tapi, kereta tidak langsung berhenti. Saat itu, belum ada yang tahu apa yang terjadi,'' ceritanya.
Komite penyelidik menuturkan, ledakan di stasiun Lubyanka menewaskan 26 orang. Bom di stasiun Park Kultury mengakibatkan 12 orang tewas. Kantor berita Rusia melaporkan, potongan jenazah yang diduga pelaku bom bunuh diri ditemukan di dua stasiun kereta itu dan telah dikirim ke laboratoium untuk analisis atau uji forensik.
Wali Kota Moskow Yuri Luzhkov menyatakan, dua bom yang meledak tersebut diyakini dipasang di kereta. ''Data dan laporan pertama yang diberikan FSB kepada kami menyatakan, ada dua perempuan pelaku bom bunuh diri,'' katanya di Park Kultury.
Yuri Syomin, kepala penyelidik Moskow yang menangani kasus itu, menyatakan bahwa serangan dilancarkan dua pengebom bunuh diri wanita dengan mengenakan sabuk berisi bahan peledak. Daya ledak setiap bom, kata dia, setara dengan tiga kilogram (6,6 pounds) peledak jenis TNT. ''Kami bisa memastikan sabuk berisi peledak itu diikatkan pada tubuh pengebom,'' tutur Syomin.
Presiden Rusia Dmitry Medvedev dan Perdana Menteri (PM) Vladimir Putin juga telah diberi tahu soal ledakan itu. Medvedev langsung mengadakan rapat kabinet darurat. Saat insiden itu terjadi, Putin berkunjung ke Siberia.
''Kebijakan untuk memerangi dan menumpas habis terorisme di negara kami akan dilanjutkan,'' tegas Medvedev. ''Saya yakin, aparat keamanan akan bertindak apa pun untuk menemukan dan menghukum para kriminal,'' tambah Putin.
Belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas bom itu. Tetapi, Direktur FSB Alexander Bortnikov mengaitkan serangan tersebut dengan kelompok militan Chechnya di Kaukasus Utara.
Menurut juru bicara FSB yang tidak disebutkan namanya, kelompok militan ingin menebar ketakutan di seantero Moskow lewat serangan seperti satu dekade lalu, yang dituduhkan dilakukan oleh ''Janda Hitam'' (Black Widows). Kantor berita Interfax melaporkan, dua perempuan pengebom tersebut naik kereta secara bersama-sama di sebuah stasiun di barat daya Moskow pagi hari. Selanjutnya, mereka berpisah dan meledakkan bom di tubuh mereka.
Pada Februari, pemimpin pemberontak Chechnya Doku Umarov mengingatkan bahwa zona operasi militer anak buahnya akan meluas ke seluruh wilayah Rusia. ''Perang akan terjadi di kota-kota Rusia,'' ancamnya saat itu.
Umarov mengklaim, para pejuangnya bertanggung jawab dalam pengeboman kereta api cepat Nevsky Express dari Moskow menuju St. Petersburg pada November lalu. Saat itu, 26 orang tewas.
Kereta bawah tanah Moskow merupakan salah satu yang tersibuk di dunia. Setiap hari diangkut sekitar tujuh juta penumpang. Pada 2004, sebuah bom bunuh diri juga meledakkan kereta bawah tanah di Moskow. Saat itu, 41 orang tewas dan 250 lainnya luka-luka.