RIYADH, SENIN — Arab Saudi dan negara lain di Timur Tengah serta Iran, Senin (23/2), mengutuk pengeboman mematikan di satu pasar kenamaan di ibu kota Mesir, Kairo. Insiden itu menewaskan seorang wisatawan remaja Perancis dan melukai 25 orang lagi.
Negara besar di Teluk, Arab Saudi—yang tiga warga negaranya termasuk di antara korban cedera dalam serangan Minggu—mengutuk keras pengeboman itu, kata kantor berita resmi negara tersebut, SPA, yang mengutip satu sumber tanpa jati diri.
Sumber itu menyatakan, Pelayan Dua Tempat Suci Raja Abdullah bin Abdulaziz telah diberitahu mengenai kondisi warga negara Arab Saudi yang cedera dan telah menginstruksikan Kedutaan Besar Arab Saudi di Kairo untuk memberikan semua perhatian dan perawatan yang diperlukan sampai mereka pulih.
Arab Saudi juga menyampaikan harapan bagi kestabilan dan keamanan di Mesir, tujuan wisata utama di Timur Tengah, yang dirongrong kemelut dan telah dilanda serangkaian serangan mematikan dalam beberapa tahun belakangan.
Mesir menyatakan, negara Arab Afrika tersebut menangkap tiga orang sehubungan dengan ledakan bom itu yang menggetarkan satu jalur jalan yang dipenuhi kafetaria dan restoran di Khan al-Khalili, bazaar peninggalan Abad XIV di Kairo dan salah satu daya tarik utama pariwisata di Mesir.
Presiden Perancis Nicolas Sarkozy menyampaikan duka yang mendalam akibat serangan tersebut. Sementara Perdana Menteri Francois Fillon mengatakan, pemerintah Perancis dengan keras mengutuk aksi kriminal itu.
Kementerian Luar Negeri Suriah menyebut pengeboman tersebut serangan teror. "Suriah mengutuk serangan teroris ini ... Suriah sejak dulu selalu menolak jenis tindakan ini yang bertentangan dengan moral Arab," kata Kementerian tersebut dalam satu pernyataan. Damaskus menyampaikan solidaritasnya buat Mesir.
Di Teheran, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Hassan Qashqavi mengutuk operasi teror di Kairo itu, yang merenggut korban jiwa dan sejumlah korban cedera dari rakyat yang tak bersalah.
Tindakan yang menguntungkan Israel semacam itu bertujuan merusak tempat budaya dan bersejarah yang dihormati oleh semua agama langit, katanya.
Qashqavi, yang menyampaikan simpati rakyat dan Pemerintah Iran kepada keluarga korban operasi teror tersebut, berharap kesehatan korban cedera akan segera pulih.
Menurut Kementerian Kesehatan Mesir, 13 wisatawan Perancis, tiga Arab Saudi, dan empat orang Mesir telah cedera. Kementerian itu juga mengatakan dua warganegara Jerman termasuk di antara korban cedera.
Ledakan tersebut adalah serangan mematikan pertama terhadap wisatawan di Mesir sejak beberapa bom menewaskan sedikitnya 23 orang di tempat pelancongan Mesir di Semenanjung Sinai pada 2006.
Pemimpin Universitas Al-Azhar di Kairo, lembaga faham Sunni tertinggi, Sheikh Mohammed Sayyed at-Tantawi, mengatakan, pengeboman itu mencoreng citra Islam. "Mereka yang melakukan aksi kriminal ini adalah pengkhianat agama mereka sendiri dan bangsa mereka, dan mereka mencoreng citra Islam—yang menolak terorisme dan melarang pembunuhan orang yang tak berdosa," kata Sheikh at-Tantawi.
Mesir telah dirongrong oleh serangkaian serangan mematikan terhadap orang Barat oleh anggota kelompok fanatik pada 1990-an sehingga memberi pukulan keras terhadap sektor penting pariwisata negeri tersebut—yang kehilangan pemasukan 11 miliar dollar AS tahun lalu.