Nurlatifah salah seorang pemilik penggilingan padi di Kecamatan Terisi Kabupaten Indramayu bagian barat, Selasa, mengatakan, persediaan gabah di tingkat petani mulia menipis, sehingga memicu
kenaikan harga beras di sejumlah pasar tradisional.
Dia menjelaskan, harga beras saat ini Rp6.500 perkilogram kualitas sedang sebelumnya Rp6200 perkilogram, sementara untuk beras kualitas baik Rp7.900 padahal biasanya hanya dijual kurang dari Rp7.500 perkilogram.
"Kenaikan harga beras di pantura Kabupaten Indramayu tergantung hasil panen petani, biasanya jika persediaan gabah melimpah harga turun, begitu juga sebaliknya gabah menipis harga beras melonjak, "katanya.
Dia menambahkan, harga beras di Indramayu saat ini masih cukup aman, diperkirakan jika mulai panen pasti harga beras tersebut turun kembali. Ia berharap musim tanam lancar baik persediaan bibit juga pupuk yang selalu menjadi kendala bagi petani.
Sementara itu, Tarno salah seorang petani di Indramayu menuturkan, musim tanam saat ini persediaan air cukup aman, bibit padi tersedia dan harganya terjangkau, pasokan pupuk tidak ada kendala, namun khawatir hujan terus mengguyur pantura menyebabkan banjir.
"Resiko petani di dataran rendah jika musim kemarau sering terjadi kekeringan, namun sebaliknya musim hujan berkepanjangan memicu
terjadinya banjir, sehingga menyebabkan gagal panen,"katanya.
Dia menjelaskan, gagal panen akan memicu harga beras di Jawa Barat melonjak, karena Kabupaten Indramayu merupakan pemasok
beras utama di provinsi itu.
"Harapannya musim tanam saat ini dapat menghasilkan produksi padi yang maksimal sehingga dapat menekan kenaikan harga beras tersebut.
Dikatakan Duladi petani lain di Indramayu, musim tanam saat ini
diperkirakan aman hingga panen tiba, karena pasokan air serta
persediaan pupuk melimpah. Biasanya di pantura petani dua kali tanam
dalam satu tahun, tergantung curah hujan.