Ny. Fatikha dikabarkan meninggal dunia akibat kecelakaan kerja terhempas dari lantai 6 rumah majikan Muhammad Qassar Abu Al-Khair di Kota Damaskus Syria, (Pos Kota, 23/11).
Isak tangis mewarnai kedatangan jenazah almarhumah. Sebuah ambulan bergerak perlahan, memasuki gang sempit menuju rumah duka.
Seorang penumpang ambulan turun menanyakan alamat korban. Setelah mendapat kepastian alamat yang dituju, pengantar menurunkan peti jenazah yang digotong menuju sebuah rumah sangat sederhana yang dihuni Tarjono, orang tua almarhumah.
Tetesan air mata tak terbendung. Sanak, saudara, tetangga yang menyaksikan kedatangan jenazah wanita desa yang disebut-sebut sebagai pahlawan devisa itu bertangisan.
Otong Bahrudin, kerabat korban pun tak kuasa menahan haru. Dengan mata memerah, ia mengatakan, keberangkatan Ny. Fatikha ke Syria pada awalnya diharapkan dapat memecahkan kesulitan ekonomi yang mengimpit keluarga itu. "Rupaya takdir berkata lain, bukannya urusan eonomi terselesikan, malah duka yang tak diharapkan itu datang," katanya.
Keluarga korban berharap PT. Duta Putra Banten Mandiri PJTKI (Pengerah Jasa Tenaga Kerja Indonesia) yang memberangkatkan Ny. Fatikha menjelaskan duduk persoalan yang sesunguhnya atas tewasnya Ny. Fatikha. Selama ini keluarga belum mengetahui dengan pasti latar belakang kematian almarhumah.
Fatikha sebelum dikabarkan tewas terjatuh sempat curhat ke ibunya melalui telepon. Korban mengatakan, salah seorang anggota keluarga majikan di Syria - konon katanya - menyenangi Ny. Fatikha. Bahkan pernah mengajak menikah. Ajakan itu ditolaknya, karena Fatikha sadar sudah bersuami.
Keluarga Fatikha mengatakan, almarhumah sudah 20 tahun bekerja di rumah majikan, namun belum pernah mengirim gaji. Ia berharap hak-hak almarhumah seperti gaji dan asuransi selama 20 bulan bekerja segera dibayar majikan.