Hal tersebut diungkapkan Dirjen Pengelolaan Utang Departemen Keuangan Rahmat Waluyanto, dalam pesan singkatnya kepada wartawan di Jakarta, Selasa (24/2/2009).
Adapun seri yang ditawarkan yakni SPN (12 bulan) sampai dengan obligasi negara lima tahun, dengan yield yang dimenangkan SPN adalah 10,75 persen dan obligasi negara FR051 untuk lima tahun sebesar 12,711 persen.
Sedangkan untuk FR030 untuk tujuh tahun yield-nya sebesar 13,288 persen, dan harga VR018 tiga tahun adalah 100 persen dengan kupon 10,094 persen.
Jika dilihat dari sisi partisipasi, investor asing menurun tajam dari rata-rata lelang sebelumnya, yakni dari 50-60 persen menjadi hanya sekira 15-20 persen. Hal ini dipengaruhi oleh pelemahan nilai tukar rupiah yang cenderung berlanjut sehingga mempengaruhi minat asing.
"Namun peranan investor lokal seperti bank, dana pensiun, dan asuransi menjadi semakin besar dan penting. Kenyataan suksesnya sukuk ritel yang lalu menunjukkan potensi dalam negeri masih bisa diandalkan dalam situasi krisis," pungkasnya.