Bahkan, mereka akan menyampaikan sikap sebagaimana dinyatakan bersama di Kantor PP Muhammadiyah beberapa waktu lalu. "Kami akan menyampaikan persis apa yang disampaikan dalam pertemuan pada 10 Januari sebelumnya. Percayalah tokoh-tokoh agama tidak akan beranjak dari komitmen yang sudah kita tetapkan bersama," tegas Pendeta Andreas A Yewangoe dalam konferensi bersama di kantor Maarif Institute, Jakarta, Senin (17/1/2011).
Hal senada juga disampaikan Romo Benny Soesetyo (perwakilan Konferensi Wali Gereja Indonesia) di tempat yang sama. "Kami tidak akan mengkhianati janji kami. Partai sudah dibeli, tinggal orang-orang ini. Ini sisa-sisa orang baik. Kredibilitas mereka tidak akan dibeli. Kami konsisten. Rakyat sendiri akan menilai mana tokoh agama yang dapat dibeli dan mana yang tidak dibeli," tandas Benny.
Tokoh agama yang lain, Mgr.Situmorang juga meyakinkan publik agar tidak kuatir dengan pertemuan tokoh lintas agama bersama Presiden. "Kalau ada yang kuatir kami terkooptasi oleh sana-sini. Tidak. Saya merasa tidak ada yang terjadi. Kalau ada usaha untuk itu, kami cukup jernih, tenang, jelas, lugas menyampaikan," ujar Situmorang.
Sitomurang berharap Presiden mengundang punya tujuan untuk memperjelas soal tuduhan bohong dan mendapat masukan yang lebih konkrit. "Saya pribadi berharap ini pertemuan pencerahan, pertemuan awal. Kami tidak melihat kami sebagai institusi supra pemerintah, tapi kami kelompok masyarakat yang sangat independen dengan niat untuk kemajuan bangsa. Termasuk untuk juga kemasyhuran dan keberhasilan Presiden sendiri dalam masa jabatannya ini, bukan untuk urusan lain," terangnya.