Banjir yang merendam sekitar 3 ribu rumah di 5 Kecamatan; Patrol, Sukra, Bongas, Anjatan dan Losarang sejak Selasa (18/1) subuh hingga saat ini kata warga cukup menyengsarakan. Gara-gara banjir, mereka kehilangan mata pencaharian.
"Hari ini seharusnya dapat upah Rp30 ribu dari kuli angkut, karena pasar banjir pedagang ogah masuk pasar," ujar seorang warga di Pasar Patrol yang kebanjiran.
Berharap bantuan kemanusiaan yang tak kunjung datang, para pengungsi korban banjir terpaksa menengadahkan ember, baskom dan kardus mengharap belas kasihan para pengguna jalan.
"Lumayan ada yang ngasih sedekah," ujar Parno, 11 bocah seusia SD itu sejak pagi sudah sibuk memegang ember dan meminta sedekah dari pengguna jalan yang melintas di Jalur Utama Pantura Indramayu.
Bocah yang mengharap sedekah dari penguna jalan itu jumlahnya relatif banyak. Mencapai puluhan anak. Uang atau kueh-kueh pemberian para pengguna jalan kata bocah hanya sekedar pengganjal perut.
Aarat kecamatan, Rabu (19/1) mulai mendata jumlah KK termasuk rumah warga yang terendam banjir. Pendataan dilakukan untuk memudahkan aparat kecamatan membagi bantuan terutama bahan pangan yang rencananya akan dibagikan Rabu (19/1) ini.