Demikian dikatakan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan setempat, Jaja Rohadimaja, ketika menyampaikan laporan pada acara pencanangan gropyokan (perburuan-Red) tikus yang dikomando Bupati Subang Eep Hidayat di Desa Lengkongtengah, Kec. Pusakajaya, Kamis (3/2). Hadir dalam acara tersebut Ketua DPRD Atin Supriatin, Wakil Bupati Ojang Sohandi, Ketua Tim Penggerak PKK Hj. Nina Eep Hidayat, para kepala dinas, camat, dan ratusan petani peserta gropyokan. "Serangan hama tikus saat ini menduduki peringkat pertama yang paling membahayakan di Subang," jelasnya.
Selain tikus, sambung Jaja, hama lainnya yang ditakuti para petani adalah penggerek batang, yang mana luas serangannya telah mencapai 515 hektare. Kemudian virus kerdil rumput yang menyerang 620 hektare, dan virus kerdil hampa 512 hektare.
Jaja mengatakan juga, munculnya berbagai hama pada musim rendeng tahun ini tidak terlepas dari cuaca buruk yang terjadi di Kab. Subang. Hujan deras yang diselingi dengan panas matahari mumbuat sejumlah jenis hama, terutama tikus bisa bekembang biak dengan cepat.
Jika keberadaan hama itu tidak dikendalikan, bukan hal yang mustahil, penen padi pada MT rendeng ini akan kembali terganggu seperti MT gadu tahun lalu."Oleh kerena itu Pak Bupati mengajak para petani melakukan pemberatasan secara bersama-sama," tutur Jaja lebih lanjut.
Sementara itu, Bupati Subang, Eep Hidayat dalam sambutannya mengatakan, pemberantasan hama tikus dengan mengandalkan obat-obatan memerlukan biaya tinggi. Sebab, harga obat pembasmi hama sangat mahal, sementara hasilnya kurang memuaskan. "Gropyokan yang dilakukan bersama-sama telah terbukti efektif dan efesien dalam mengendailkan hama tikus," kata Eep.
Dikatakan juga, pelaksanaan gropyokan harus dilaksanakan di semua desa secara rutin, terutama pada daerah-daerah yang telah terancam hama tersebut. Dengan demikian para petani dapat menekan populasi tikus yang diketahui sangat tinggi.
Aksi gropyokan, lanjut bupati, telah terbukti efektif dalam beberapa musim yang lalu berhasil menyelamatkan hasil panen dari serangan hama tikus.
Pada kesempatan yang sama Bupati mencanangkan juga hari Sabtu sebagai Hari Saba Desa bagi para pejabat. Artinya, para pejabat wajib turun ke desa untuk menyampaikan program dan membatu menyelesaikan permasalahan yang tengah di hadapi masyarakat desa.
"Saat ini, banyak pejabat yang jago dikonsep tetapi masih kurang mengenali lapangan. Maka dengan Saba Desa konsep mereka bisa dimemenyasikan secara langsung di desa," kata Eep.
Dari, pantauan "PRLM", aksi gropyokan diikuti oleh 20 kelompok petani yang tiap kelompok terdiri dari 11 orang. Masing-masing kelompok melengkapi diri dengan tongkat, senapan angin, dan a***g pemburu untuk membunuh tikus.
Bagi 10 kelompok penangkap tikus terbanyak, pihak Dinas Pertanian menyiapkan hadiah berupa peralatan pengkap tikus. Hadiah diberikan langsung seusai perburuan.