"Katanya kalau pendemo tidak mundur saat ini akan terjadi kerusuhan. Yang terlihat justru karena beliau nggak mundur maka kerusuhan terjadi. Kalau mundur lebih cepat tentu tidak perlu terjadi aksi bom molotov, penembak jitu, banyak korban, tidak perlu orang naik onta jadi tragedi," tandas Hidayat di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (7/1/2011).
Menurut mantan Presiden PKS ini, jika Mubarak benar-benar cinta rakyatnya, sebaiknya ia cepat meletakkan jabatan. Sebab, ada Undang-undang yang mengatur kalau Presiden tidak bisa dipercaya, pimpinan berikutnya diangkat parlemen, dan sebagainya sampai dibentuk pemilu yang jurdil. Hidayat mengaku mendukung penuh tuntutan para demonstran. "Kami dukung tuntutan para pendemo di Mesir, penegakan HAM dan penegakan hukum di Mesir," tegasnya.
Bagi Hidayat, Mubarak sudah kehabisan legitimasi karena hasil Pemilu yang baru saja usai ternyata tidak lagi mendapat legitimasi kuat. Perubahannya sangat cepat dan Pemilu baru Desember 2010. Partai Mubarak mendapat suara 80 persen. Namun, dua bulan berikutnya mayoritas rakyat mengadakan demo massa di seluruh Mesir dan minta mundur. "Ini artinya demokrasi di Mesir demokrasi semu, mirip dengan zaman Pak Harto".