Pada 18 Februrari lalu, Serikat Pekerja Penerbangan Sipil Turkish (TCAU) menyampaikan melalui situsnya bahwa maskapai itu telah "mengabaikan fungsi paling mendasar dari keselamatan penerbangan, yaitu perawatan.
"Manajemen perusahaan tidak memahami bahwa tindakannya dapat mengundang bencana." Turkish Airlines sendiri memiliki 12.000 pekerja.
Sementara pejabat maskapai Turkish dan kementerian transportasi Turki mengatakan, pesawat nahas jenis Boeing 737-800 itu baru mengalami pemeriksaan pada 22 Desember tahun lalu.
"Tidak ada masalah dengan catatan perawatan pesawat," Candan Karlicetin, pejabat Turkish Airlines dalam konferensi persnya Selasa lalu atau beberapa jam setelah jatuhnya pesawat.
Otoritas Belanda dan Turki sendiri masih menunggu hasil pemeriksaan internasional yang juga melibatkan Badan Keselamatan Transportasi Amerika Serikat (NTSB) dan pihak Boeing itu.
Para ahli penerbangan mengatakan, Turkish Airlines memiliki keamanan yang relatif baik. Pesawat jatuh dan terbelah menjadi tiga bagian, tidak ada ledakan dan kebakaran sehinnga jumlah korban tewas hanya sembilan orang. Pesawat mengangkut 134 orang, 127 penumpang dan tujuh kru. Pilot dan asistennya termasuk korban tewas.