"Dengan kondisi krisis, berpengaruh pada paradigma rencana politik ke depan yang paling efektif untuk merespons krisis. Artinya kita masih perlu tambahan waktu untuk rekomendasi pilihan holding yang paling tepat dilakukan permintaan," kata Hadiyanto.
Tujuan pembentukan holding BUMN ini adalah untuk revitalisasi BUMN guna meningkatkan produktivitas dan efisiensi BUMN sehingga return dari aset itu dapat semakin meningkat.
"Implikasinya banyak bila holding BUMN dilakukan. Dan hal ini menjadi pertimbangan," tuturnya. Hadiyanto memaparkan, yang menjadi pertimbangan antara lain apakah nantinya holding akan meningkatkan kesehatan, profitabilitas, dan solvabilitas BUMN atau tidak.
Selain itu, juga mempertimbangkan mengenai kewajiban perpajakannya. Dan juga mempertimbangkan tentang efisiensi, menambah networking operasional perusahaan, atau menambah produktivitas.
"Upaya holding ini memerlukan benchmarking dengan swasta untuk line industri yang sama. Kita tidak ingin holding hanya untuk holding," tuturnya.
Hadiyanto juga mengatakan, pihaknya juga harus melakukan presentasi ke Menkeu, BUMN dari sisi propektif pajak.
"Setelah lengkap baru kita punya gambaran yang lebih tepat untuk rancangan holding," ujar Hadiyanto.