Dengan demikian, pemerintah masih harus menerbitkan obligasi sekitar Rp 40,7 triliun lagi hingga target penerbitan surat berharga negara atau SBN dalam APBN 2009 tercapai, yakni Rp 99,7 triliun.
Hingga saat ini, jumlah SBN yang telah diterbitkan di pasar domestik mencapai Rp 26 triliun, kalau ditambah lagi dengan hasil penerbitan obligasi internasional yang mencapai 3 miliar dollar AS, maka totalnya sudah melampaui Rp 50 triliun, ujar Direktur Jendera l Pengelolaan Utang, Departemen Keuangan, Rahmat Waluyanto di Jakarta, Jumat (27/2).
Menurut Rahmat, dengan posisi penyerapan obligasi negara tersebut, maka dana yang dibutuhkan pemerintah dalam menutup deficit APBN 2009 diperkirakan akan sangat aman. Sebab, pemerintah yakin bisa menutup total defisit yang mencapai Rp 139,5 triliun.
Jika seluruh target penerbitan SBN dilakukan (Rp 99,7 triliun), maka masih ada kekurangan dana untuk menutup defisit itu. Oleh karena itu, pemerintah akan mengg unakan Sisa Lebih Penggunaan Anggaran (SILPA) Tahun 2008 senilai Rp 51,3 triliun untuk menutup defisit APBN 2009.
Ke depan, kami masih akan menerbitkan beberapa jenis SBN, termasuk sukuk global, SUN (Surat Utang Negara) di pasar domestik, dan SPN (Surat Perbendaharaan Negara, sejenis Treasury Bills di Amerika Serikat)."Kami juga sudah mendapatkan komitmen untuk mendapatkan pinjaman siaga, sehingga secara keseluruhan APBN bisa diamankan," ujar Rahmat.