Peminatnya tentu mereka yang tinggal di negara-negara yang mementingkan keperawanan, seperti Mesir atau Suriah. Di negara-negara tersebut, wanita yang gagal menghasilkan noda darah pada sprei di malam pertamanya akan menghadapi masalah besar, bahkan wanita tersebut terancam tewas dengan hukuman yang didapatnya karena keperawanan diukur dari percikan darah yang keluar sesaat setelah mereka menjalani malam pertama bersama suaminya.
Cara kerja dari alat ini cukup unik. Penggunanya hanya perlu memasukkannya ke dalam leher rahim wanita. Pada saat wanita tersebut berhubungan seks, kantong darah di dalam alat tersebut akan pecah dan mengalirkannya ke luar vagina.
Alat yang dibanderol dengan harga 30 dolar AS (sekitar Rp 260 ribu) itu mendapatkan kecaman keras dari para pemimpin agama di Mesir. Mereka bahkan menetapkan sanksi tegas bagi siapa saja yang berani mengimpornya ke negara tersebut.